Junhyung yang berakhir menghampiri Yuuki hanya bisa menatap Yuuki yang
terduduk lemah disana, perlahan ia menghampirinya dan melihat adiknya sudah
menangis tanpa mengeluarkan suara membuat Junhyung memeluknya pelan. Jauh
disana Hyuna menarik Shinhye cukup jauh hanya untuk memastikan Dujun tidak
mengikuti bahkan mencuri dengar, Hyuna terhenti dan menatap kearah belakang
memastikan tidak ada siapapun yang ia kenal dengan Shinhye disampingnya dengan
wajah bingungnya membuat Hyuna gemas (bukan itu saat nya Hyuna~ah) namun Hyuna
bingung dengan reaksi biasa Shinhye setelah ditembak oleh Dujun. Hyuna menghela
nafas dan mengajak Shinhye duduk dan tetap menatapnya dengan penasaran, kenapa
Shinhye tidak bereaksi apapun? Bahkan sedikit pun tidak ada! Padahal ia
ditembak oleh cinta pertamanya, gumam Hyuna dalam hati membuat Shinhye dapat
menebak isi kepala Hyuna karena gerakannya dan reaksinya.
“Hyuna-ya kau ingin bertanya sesuatu bukan?” ucap Shinhye tersenyum
membuat Hyuna kembali (berusaha) fokus
“Ya Shinhye~ah kenapa kau tetap seperti biasa? Barusan kan Duj-“
“Gwenchana Hyuna-ya, gomawo” ucap Shinhye menenangkan Hyuna membuat
Hyuna tertunduk malu karena dia yang terlalu heboh sendiri
“Hyuna-ya ini sudah menjadi keputusanku, gomawo Hyuna-ya… Kau
benar-benar teman yang baik” ucap Shinhye membuat Hyuna mengangkat kepalanya
dan tersenyum menatap Shinhye
Disaat yang bersamaan dilain tempat
“Kau GILA ya Dujun~ah? Menembak Shinhye? Bukannya kau menyukai Yuuki?”
ucap Hyunseung sembari memegang dahinya, kembali mengumpat pelan dan seperti
berbicara sendiri sembari berputar-putar kecil membuat Dujun tertawa
“Ini bukan waktunya tertawa bodoh! Aku serius!!!!! Yoon Dujun!” teriak
Hyunseung kembali membuat Dujun sekuat mungkin menghilangkan tawa nya dan
berubah menjadi lebih serius
“Aku tidak gila Hyunseung~ah dan aku tidak bercanda soal pernyataanku
barusan, aku serius menyukainya” ucap Dujun membuat Hyunseung terdiam karena ia
tidak melihat tanda bahwa Dujun bermain-main
“Arraseo, paling tidak kita bicarakan ini lagi sebelum Hyuna kema-“
“Oppaaaaaaaaa” teriak Hyuna yang berlari menabrak Dujun hingga terjatuh
membuat Hyunseung yang melihatnya membatu kaget diikuti oleh Shinhye yang
terlihat tersenggal
“Hyuna-ya kau tidak harus seperti itu” ucap Shinhye hanya dibalas senyum
peps*dent Hyuna
“A-ano Shinhye-ya tentang tadi…” ucap Hyunseung pelan
“Ne aku akan berkencan dengan mu Dujunie, aku mau menjadi pacarmu” ucap Shinhye
membuat Hyunseung semakin membatu dan Hyuna yang memaklumi reaksi Hyunseung itu hanya bisa
menghela nafas
-
Pagi yang cukup melelahkan bagi Minhyuk yang semalaman berusaha
menjauhkan Kim Jihna darinya, entah kenapa yeoja itu begitu antusias dan tidak
ingin melepaskan Minhyuk sama sekali. Minhyuk menguap tanda ia kurang tidur
karena selain capai karena berusaha kabur dari Kim Jihna dia juga harus
meladeni yeoja-yeoja lainnya yang mengajaknya ‘bermain’ , namun dari kejauhan
Minhyuk mendengar suara kencang dan teriakan orang-orang membuat Minhyuk penasaran
dan mendekat pada asal suara itu tapi ia dapat melihat hal yang mengejutkan
hingga ia hanya terdiam mematung menatap pada satu arah. Bukan hanya Minhyuk
saja tapi Leo yang baru saja datang pun melihat sinis keasal pembuat keributan
pagi ini, Leo yang terlihat geram hanya bisa membanting pintu mobilnya dan
berjalan menjauh secepat mungkin.
Shinhye mulai kepayahan karena kemarin ia sudah resmi berkencan dengan
Dujun dan pagi hari gosip itu mulai tersebar, tanpa mereka sadari salah seorang
murid sekolah melihat pengakuan dan jawaban Shinhye saat itu membuat Shinhye
sudah menjadi orang yang paling dibenci para yeoja seluruh sekolah! Dujun yang
mengetahui itu malah dengan sengaja memeluk pundak Shinhye dan berjalan tanpa
memikirkan teriakan para yeoja membuat Shinhye sedikit pusing, ia berjalan
menuju kelasnya (tanpa Dujun karena Shinhye tidak mau membuat keributan yang
lebih besar lagi) dengan tatapan sinis para siswi yang ia lewati namun Shinhye
berusaha tidak memperdulikannya. Tidak jauh Shinhye sudah mendapati Leo yang
menatapinya dari depan pintu kelasnya namun saat Shinhye ingin menghampiri Leo,
Junhyung menariknya menjauh membuat Leo pun tersentak kaget dan berusaha
mengejar mereka namun Junhyung terlalu cepat dan juga ia meminta bantuan pada
Yoseob dan juga teman-teman lainnya membuat Leo tidak dapat mengejar Junhyung.
Shinhye hanya bisa terdiam dan masih kaget dan bingung dengan Junhyung yang
menariknya tiba-tiba, hingga Junhyung melepaskannya dan menatapnya lekat-lekat
mencoba mendekat tapi Shinhye tanpa ia sadari mundur perlahan hingga Junhyung
menangkapnya
“Kau… masih menyukainya? Kau tidak berpacaran dengan dia atas dasar
paksaan? Apa kau….” Ucapan terakhir Junhyung tidak ia lanjutkan membuat Shinhye
menatapnya lekat-lekat namun Junhyung menariknya dalam pelukkannya
“Kau benar-benar tidak menyukaiku? Park Shinhye?” ucap Junhyung bergetar
membuat Shinhye yang tersentak akan kata-kata Junhyung ingin memeluknya juga
tapi ia mengurungkan niatnya dan berusaha mendorong Junhyung menjauh
“Aku menyukainya, bukankah aku pernah bercerita padamu Junhyung~ah? Dan
aku tidak pernah ingat pernah membencinya” ucap Shinhye terlihat serius dan
tegas dimata Junhyung membuat Junhyung menundukkan kepalanya
“Jinjjaro? Shinhye-ya” ucap Junhyung menatap lemas kearah Shinhye membuat
Shinhye menggigit bibirnya dan mendorong Junhyung hingga melepaskan Shinhye
“Mianhe, sudah tidak ada yang ingin kau tanyakan ne? Aku kekelas duluan,
sebentar lagi saatnya masuk. Junhyung~ah” ucap Shinhye pelan meninggalkan
Junhyung, Junhyung memukul tembok didepannya dengan menggigit bibirnya dan
Shinhye yang meninggalkannya hanya bisa menahan getaran pada tangannya entah
kenapa tidak bisa diam
Shinhye berjalan tanpa memikirkan apapun untuk menghilangkan getaran
tangannya karena rasa bersalah dan juga perasaan yang harus dia hilangkan
sekuat tenaga, ditengah jalan ia mendapati Leo yang tersenggal sembari
menghapus keringatnya membuat Shinhye tersenyum sedih padanya dan berjalan
sembari menarik tangan Leo perlahan. Leo yang ingin bertanya padanya menjadi
enggan berbicara apapun karena Leo menyadari hal itu, getaran pada tangan
Shinhye yang tak kunjung hilang karena Shinhye tidak dapat menyembunyikannya.
4 Hours Ago ( 03 : 00 am )
Shinhye terbangun dari tidurnya dan secara naluri berjalan kearah dapur
dan mengambil minum,menegaknya perlahan dan menatap kearah jendela. Mungkin kah
jalan yang ia pilih ini benar? Ia tidak tahu lagi tentang hal itu, ia memang
tidak membenci Dujun namun ia merasa bahwa ia mengerti alasan Dujun mengajaknya
berpacaran dan tetap terdiam tanpa mengatakannya pada siapapun bahkan pada
dirinya sendiri. Shinhye masih memikirkan tentang Junhyung dan Yuuki yang
pulang terlebih dahulu dan juga tatapan Junhyung padanya sangat menyakitkan,
Shinhye kembali memikirkannya bagaimana kalau ia memberitahukan hal ini pada
Junhyung? Tapi dengan tujuan apa? Ini bahkan bukan urusan Junhyung sama sekali
karena Shinhye bukan siapa-siapa Junhyung, Shinhye terus terdiam hingga ia
menyadari handphone nya daritadi bergetar dengan nomor yang di hidden, Shinhye
mengangkatnya namun ia tersentak dengan suara diseberang sana.
“K-kau..” ucap Shinhye masih terkejut, diseberang sana bahkan tidak
mengatakan apa-apa hanya terisak hingga beberapa saat iapun mengatakan sesuatu
membuat Shinhye tersentak dan kembali menaruh handphonenya. Terdiam memandangi
handphonenya dan mulai bergetar tidak karuan
“Waeyo? Kenapa baru sekarang..” ucap Shinhye lirih
-
“Shinhye-ya” ucapnya pelan
“Waeyo Leo? Kenapa sebentar lagi juga istirahat makan siang kok, lebih
baik sedikit lebih bersabar” ucap Shinhye berusaha tersenyum namun Leo yang
menempelkan mukanya pada meja itu perlahan memegang tangan Shinhye
“Gwenchana?” ucap Leo pelan dengan pandangan yang Shinhye biasa lihat
saat dia mengkhawatirkan Shinhye membuat Shinhye tersenyum simpul
“Ne Leo-ya, naneun gwenchanayo” ucap Shinhye namun Leo menggenggamnya
lebih erat membuat Shinhye membalikkan wajahnya kearah depan dan tersenyum
kecil
“Gomawo Leo-ya” gumamnya pelan
Tidak lama terdengar suara bell tanda istirahat namun Leo dan juga
Shinhye masih belum beranjak dari tempatnya dan terdiam hingga Leo berdiri dan
menarik Shinhye pelan,masih memegang tangannya berjalan pelan hingga melewati
para siswa yang melihat dengan sinis dan terdengar kata-kata yang kurang baik.
Dujun segera menghampiri karena tahu tadi pagi Shinhye terus dipandang dan
dibicarakan tidak-tidak membuatnya khawatir, Ia masih tidak tahu tentang Leo
dan Shinhye sampai ia hampir mendekati kelas Shinhye Dujun terhenti dan bingung
dengan sekumpulan para siswa yang seakan sedang membicarakan seseorang.
Mengingat tadi pagi Dujun langsung berpikir bahwa itu adalah Shinhye yang
dikelilingi oleh mereka,Dujun berusaha menembus para siswa sampai ia melihat
Yuuki dan Minhyuk yang mengarah menuju ruang UKS membuatnya terhenti.
Dujun terdiam dan melupakan niatnya yang ingin menghampiri Shinhye itu,
terdiam hingga ia melihat pintu UKS tertutup. Perlahan ia menghampiri ruangan
UKS walau ia sudah berusaha untuk tidak kesana, berusaha meyakinkan dirinya
untuk tidak berurusan dengan Yuuki dan fokus pada hubungan nya dan Shinhye saat
ini namun ia tidak bisa menghentikan langkahnya hingga ia terkejut dan kembali
lari tanpa arah
“Yoon Dujun pabo! Kau sudah tahu kalau Yuuki tidak akan menyerah tentang
Minhyuk! Seharusnya kau sekarang hanya memperhatikan Shinhye! Ne yeoja yang
begitu perhatian dan mencintaimu setulus hatinya dari dulu, padahal kau sudah
teguh akan perasaanmu. Lalu mengapa sekarang dada ini terasa sakit kembali
begitu melihat Yuuki yang masih menjadi mainan Minhyuk? Wae? Shinhye-ya….
Jeongmal mianhae” batin Dujun sembari memegang kepalanya yang seakan ingin
meledak
Shinhye seperti mendengar seseorang memanggilnya membuatnya menengok
kearah belakangnya, namun tidak ada siapa-siapa disana membuatnya makin
khawatir apalagi Dujun yang katanya ingin makan siang bersama nya tidak muncul
sama sekali. Leo kembali mengernyitkan dahinya karena melihat wajah Shinhye
yang mulai sedih lagi itu, tapi ngomong-ngomong soal wajah sedih Leo bahkan
melihat wajah sedih Yoseob dan juga Junhyung yang sedikit-sedikit mencuri
pandang pada Shinhye (untuk masalah Junhyung Leo tidak memperdulikannya) tapi
wajah seorang Yang Yoseob yang selalu ceria itu sungguh jarang untuk berwajah
seperti itu. Leo baru saja menyadari ada seseorang yang tidak ada disana,
apakah diakah penyebab Yoseob sedih? Leo yang mulai pusing itupun akhirnya
mengakhiri kegiatan ‘menebak’-nya dan kembali menatap Shinhye tapi Shinhye
sudah menghilang membuat Leo terkejut dan reflek terbangun dari duduknya
“Leo-ya? Gwenchana? Mianhae aku meninggalkan mu tanpa bicara padamu”
ucap Shinhye membuat Leo menghela nafas, Leo menatap Shinhye seakan ia ingin
bertanya ‘kemana kau pergi?’
“Ah aku menghampiri Yoseob, ia kelihatan sedih karena Hyunseung~ah
pindah” ucap Shinhye membuat Leo menatap kearah meja Yoseob dan Junhyung, dan
Junhyung sudah tidak ada disana. Apakah hubungan Junhyung dan Shinhye menjauh
kembali?
-
Junhyung berjalan pelan sembari memikirkan kejadian pagi ini dan juga
kenyataan buruk tentang Hyunseung yang meninggalkan sekolah, pantas saja saat
ditaman bermain kemarin ia merasakan ada yang aneh dengan Hyunseung hingga ia
berani membawa Hyuna yang baru saja sembuh. Kenapa ia tidak mengatakan apapun
pada Junhyung? Dilain waktu bahkan ia tahu Shinhye sedang menjauhinya, saat
Shinhye menghampiri Yoseob Shinhye bahkan tidak melihat kearah Junhyung yang
berada diseberang Yoseob dan menghibur Yoseob tanpa memperdulikannya. Apakah
sudah tidak kesempatan bagi Junhyung untuk menyukai Shinhye? Ditengah jalan ia
mendapati seseorang tengah menunggunya didepan ruang OSIS dengan wajah yang
tidak pernah Junhyung setelah ia mengenal Junhyung, tapi Junhyung ingat ia pernah
memasang wajah itu sekali saat itu.. Saat terburuknya, membuat Junhyung cepat
menghampirinya dan memegang pundaknya
“Waeyo?” ucap Junhyung pelan namun yeoja didepannya tetap terisak dan
memegang kedua lengan Junhyung
“Mianhae Junhyung oppa, tapi aku tidak bisa melepaskanmu. Aku
membutuhkanmu, mianhae aku bertindak gegabah lagi” ucapnya terus terisak
membuat Junhyung memeluknya
“Waeyo? Apakah ini tentang-“ belum selesai Junhyung bertanya ia sudah
menggelengkan kepalanya
“Oppa kumohon tolong aku, jangan tinggalkan aku sendirian! Aku takut!
Oppa sudah berjanji bukan? Kau tidak akan meninggalkan aku sendirian” ucapnya
masih terisak dan genggaman tangannya pada punggung Junhyung semakin kencang
membuat Junhyung bergetar mengingat saat itu
“Mianhae,arraseo aku tidak akan meninggalkanmu. Jeongmal mianhae” ucap
Junhyung bergetar karena ia juga mengingat Shinhye, mengapa Junhyung bisa suka
pada orang yang ia baru kenal? Dan meninggalkan seseorang yang sudah berada
disisi Junhyung sejak ia terjatuh? Namun Junhyung tidak bisa membenci Shinhye
tapi Junhyung juga tidak bisa mengingkari janjinya
“Oppa berjanjilah, jangan tinggalkan aku seperti obaasan .. Aku hanya punya dirimu dan haraboeji” Junhyung sedikit
tersentak akan kata-kata nya yang menyebut ‘obaasan’ membuat Junhyung terdiam
dan menelan ludahnya
“Mianhae Shinhye aku tidak akan kembali lagi padamu, aku sudah tidak
bisa bersamamu lagi. Semoga kau bahagia dengan Dujun~ah” batin Junhyung dan ia
menguatkan keputusannya
“Arraseo, asal kau menerima syarat dariku.. Naeun~ah” ucap Junhyung
menatap lurus pada Naeun
[Letter from Hyunseung]
To : All
Semoga kalian berbahagia dan tetap tersenyum bersama walau aku sudah
tidak ada disana lagi, aku yakin kalian akan tetap akur tanpaku. Percayalah aku
akan kembali lagi kepada kalian walau aku bukanlah salah satu dari kalian lagi,
mianhae jeongmal mianhae atas keputusanku ini.. Ani! Memang aku harus mengambil
keputusan ini, tapi aku tidak akan pernah melupakan kalian. Luluslah dengan
benar Dujun~ah , tetaplah mengejar cita-citamu Gikwang~ah , jangan terlalu
cepat marah Yoseobie , dan Junhyung~ah… berbahagialah. Titip salamku jika kalian bertemu Woonie..
Untuk Shinhye , Leo dan Minhyuk aku tidak akan melupakan kalian juga,
semoga kalian selalu bersama dan berteman baik dengan anggota OSIS lainnya.
Gomawo atas semuanya. Good bye [a Letter From Hyunseung-End]