“Sial! Yong Junhyung sial! Dia memukulku dengan kencang dan menuduhku
didepan Shinhye tanpa bukti, aishhh! Kalau saja dia bukan saudara dari temanku
pasti dia sudah….” Minhyuk terdiam sejenak setelah berkata diluar kendalinya,
teman? Apa Yuuki yang sekarang masih bisa ia anggap teman? Minhyuk tersadar
dari lamunan nya ketika mendengar suara seseorang membuka pintu,hingga ia
mengetahui orang yang berada diambang pintu
“Mau apa kau?” ucap Minhyuk dingin
“Aku tau siapa sebenarnya yang menyerang Shinhye”
“Nugu?”
“Dia….”
Tanpa sadar Minhyuk berlari keluar dari ruangan dan berlari kencang
sampai melewati Hyunseung,Yoseob dan juga Gikwang dengan acuh,sikap Minhyuk
barusan membuat Yoseob curiga. Dengan cepat Hyunseung, Yoseob dan Gikwang
mengikuti langkah Minhyuk, mereka bertiga bertemu dengan Shinhye dan Leo yang
kebetulan ingin pergi menuju kantin itu pun mengikuti langkah Hyunseung dan
lainnya (sebenarnya Leo tidak mau tapi ia hanya mengikuti langkah Shinhye).
Tidak lama setelah itu (Shinhye tidak bisa mengejar kecepatan 4 namja
didepannya sedangkan Leo memang tidak niat mengetahui hal itu) terdengar
beberapa siswi berteriak dan Shinhye sudah melihat Minhyuk yang mendorong dan
mengangkat kerah seseorang yaitu…. Dujun
“Apa mau mu hah? Kau yang melakukannya dan kau menumpahkan semuanya
padaku? Kau ini memang muka dua ne? Dasar sial!” ucap Minhyuk seraya ingin
memukul Dujun tapi sudah dicegah oleh Hyunseung , Yoseob dan Gikwang , mereka
menarik Minhyuk menjauh dari Dujun walau Minhyuk masih melawan
“Minhyuk-ya tenanglah,ada apa ini?” ucap Yoseob
“Minhyuk-ya kau sadar ne? Kau kenapa dengan Dujun~ah?” ucap Gikwang
“Orang itu bukan seperti kalian pikirkan” ucap Minhyuk membuat para
murid bahkan 3 namja didepannya terkejut bingung
“Apa maksudmu Minhyuk-ya?” ucap Hyunseung,Minhyuk tidak membalas dan
hanya menatap tajam kearah Dujun yang terlihat sedikit menunduk
“Dia yang merencanakan hal kotor itu,dengan menyakiti Shinhye… dan dia
menggunakan namaku! Kau pikir kau bisa terus suci hah? Yoon Dujun?!” teriak
Minhyuk membuat para murid mulai berbisik dan menatap dingin kearah Dujun
“Kau tahu darimana hah? Bisa saja itu hanya fitnah Minhyuk-ya” ucap
Hyunseung
“Ne Minhyuk-ya,tapi bukan berarti kami
percaya kau melakukan itu” ucap Yoseob
“Aku mendengarnya dari Yuuki! Yong Yuuki! Seorang adik ketua OSIS yang
menjadi donatur terbesar sekolah ini,seorang adik dari sahabat Yoon Dujun! Apa
kau mau membela diri hah? Yoon Dujun?” ucap Minhyuk menantang, tapi yang
membuat semua orang terkejut adalah Dujun yang berubah setelah bernafas panjang
dia seperti bukan Dujun yang biasanya. Wajahnya tampak dingin dan juga
angkuh,itu bukan seperti mantan ketua OSIS yang baik hati dan memiliki kecerdasan
yang luar biasa
“Lalu? Kalau aku ingin
melakukannya kenapa? Sejak awal aku tidak suka dengannya,dia terlalu menebar
pesona nya kepada banyak lelaki membuatku muak. Lalu dia mendekatiku dengan
embel-embel ‘teman’? Apa yeoja seperti itu pantas bersekolah disini? Aku
sebagai mantan ketua OSIS yang dipercaya oleh kepala sekolah ini tidak ingin
sekolah ini menjadi jelek hanya karena seorang yeoja yang tidak punya harga
diri karena tidak diajarkan oleh ayahnya” ucap Dujun dingin membuat para murid
menatap kearah Shinhye,Shinhye dipojokkan kembali. Air mata Shinhye seakan
sudah tidak dapat dibendung lagi hingga air mata itu mengalir,saat Leo ingin
menghajar Dujun Shinhye menarik tangannya tapi….
BUAK!
Dujun jatuh tersungkur dengan wajah kagetnya,para murid lain dan juga
Minhyuk,Hyunseung,Gikwang,Yoseob juga tidak kalah kaget,dia Yong Junhyung entah
darimana ia menerobos masuk dan memukul keras wajah Dujun.
“Aku kecewa denganmu Dujun~ah” ucap Junhyung lalu meninggalkan
mereka,sebelum ia benar-benar pergi Junhyung menatap kearah Shinhye yang sudah
menangis dibelakang Leo. Ia merasa kesal namun Junhyung tidak dapat berbuat
apa-apa
“Waktunya masuk! Kembali kekelas kalian masing-masing” teriak Hyunseung
berusaha membubarkan kerumunan,Minhyuk masih menatap kearah Dujun yang dibantu
oleh Hyunseung,Gikwang dan Yoseob sampai ia melihat Shinhye yang masih menangis
dibelakang Leo
“Shinhye…” ucap Minhyuk , sepertinya Shinhye mendengarnya tapi ia tidak
bisa menjawab sampai Leo membawanya menyusuri lorong untuk kembali kekelasnya.
Dujun yang dibopong oleh Yoseob dan Gikwang hanya bisa menatap punggung Shinhye
dengan nanar,dan kembali menatap lurus
“Mianhe… jeongmal mianhe…”
Minhyuk yang menatap punggung Shinhye merasa hati nya sakit,ia bisa
melihat Shinhye menangis dan dia bukan lah orang yang menenangkannya dan berada
disampingnya melainkan Leo. Minhyuk menatapi tangan Leo yang memeluk pundak
Shinhye seakan ingin melindungi,mungkin memang Shinhye lebih baik bersama Leo
pikir Minhyuk. Minhyuk pun berjalan lunglai dan tanpa sadar seorang siswi
menabrak pundaknya
“Ah mianhe sunbae…” ucap seorang siswi Minhyuk mengangkat kepalanya
menatap siswi yang menabraknya dengan lemas
“Minhyuk sunbae? Gwenchana?” ucap siswi itu sekali lagi namun Minhyuk
tidak membalas dan kembali berjalan pelan tapi sesaat Minhyuk terlihat akan
jatuh siswi itu menangkapnya
“Minhyuk sunbae? Apa kau sakit? Apa kau mau ke UKS? …. Eh.. Mianhe bukan
itu maksudku” ucap siswi itu Minhyuk hanya menatapnya heran
“A..anu .. aku tau tentang.. UKS… aku.. aku bukan maksudku begitu” ucap
siswi itu gugup,perlahan senyum kecil Minhyuk mengembang
“Siapa namamu?” ucap Minhyuk tersenyum membuat siswi itu terpesona
“Se…Seo YuRi” ucap YuRi pelan
“YuRi ne? YuRi~ah bagaimana kalau kita ke suatu tempat… berdua saja”
ucap Minhyuk tersenyum
-
Leo dengan wajah kesal (walau tetap kelihatan datar bagi orang-orang)
mengingat kembali wajah Shinhye saat ia menangis karena kata-kata Dujun,mungkin
itulah alasan Shinhye tidak mau memberitahukan kepada orang lain. Karena
pelakunya adalah Dujun,tapi kenapa Yuuki bisa bilang bahwa pelakunya adalah
Minhyuk? Dan dari mana Minhyuk tahu itu Dujun padahal ia tidak ada ditempat
kejadian,Leo merasakan adanya keganjil dari hal yang ia lalui tapi sekejap
mungkin hilang karena menatap wajah Shinhye yang tertidur karena menangis (guru
tidak akan memarahinya karena pengaruh Leo). Leo menatapnya lekat-lekat kenapa
dengan yeoja ini? Kenapa yeoja ini tahan hidup dengan disakiti tapi tidak
menyakiti kembali? Leo terus menatapnya heran hingga suara pintu kelas berbunyi
“Joesonghamnida songsengnim” ucap seorang siswa
“Waeyo Hon Gyu Sik?” ucap guru
“Untuk Jung Taekwoon dan Park Shin Hye diharapkan keruangan OSIS atas
permintaan ketua OSIS” ucap siswa
“Arraseo,Taekwoon-Shinhye silahkan” ucap guru lalu dengan sigap Leo
membangunkan Shinhye
“A.. ye songsengnim…” ucap Shinhye berjalan menuju keluar kelas
Diperjalanan menuju ruang OSIS Shinhye sempat melirik kesal pada Leo
walau Leo berusaha menepis tatapan itu,Shinhye makin kesal karena Leo tetap
cuek dan memandang lurus hingga Shinhye menyikutnya berkali-kali pun Leo tetap
diam
“Aishh orang ini” ucap Shinhye
“Mwo? Waeyo?” ucap Leo
“Waeyo? Kau membiarkan ku tertidur dikelas,itu memalukan
Taekwoon-ssi!!!” ucap Shinhye kesal melihat hal itu Leo hanya bisa menahan
senyum nya dan memandang kedepan kembali
“Kau kelihatan capai” ucap Leo
“Lalu hanya karena itu aku diperbolehkan tidur?” ucap Shinhye dan
dibalas anggukkan Leo membuat Shinhye menghela nafasnya
“Aigooo Leo-ya kau tidak boleh begitu,lain kali bangunkan aku ne?” ucap
Shinhye
“Ne,setelah kita tahu alasan mengapa kita dipanggil keruangan OSIS” ucap
Leo menyadarkan Shinhye dan mereka sudah sampai didepan ruangan OSIS,tapi
sesaat kemudian Leo menyadari sesuatu saat ingin menanyakan pada Shinhye siswa
didepan mereka membuka pintu ruangan OSIS
“Silahkan masuk” ucap seorang siswa,saat mereka ingin melangkah masuk
dengan cepat seseorang membawa lari Shinhye. Leo yang ingin mengejarnya tidak
bisa karena guru yang berada diruang OSIS sudah memanggilnya
Shinhye tidak terkejut bahkan hanya terdiam dan mengikuti langkah cepat
orang menariknya,tidak ada ekspresi apapun diwajahnya ia hanya memandang tangan
yang orang itu genggam saja. Shinhye tidak tahu akan dibawa kemana namun dia
tetap tenang dan diam tanpa membantah hingga Shinhye bisa melihat seseorang
didepan nya berhenti dan tetap memunggungi Shinhye dengan tangannya yang masih
menggenggam tangan Shinhye,Shinhye tetap terdiam dan menatap kearah tangan itu
lagi. Hingga orang yang berada didepannya itu melepaskan genggaman tangannya
dan sekarang ia menatap kearah Shinhye,bingung dan heran dengan wajah yang
sangat amat menyakitkan untuk Shinhye tapi Shinhye tetap menatapnya tanpa
berbicara sepatahpun sampai seseorang didepannya membuka mulutnya
“Jeongmal mianhe … Shinhye-ya” ucap Dujun tapi tidak ada reaksi dari
Shinhye,ia masih tetap menatap Dujun nanar tanpa berbicara
“Shinhye-ya aku tidak membencimu,semua kata-kataku tadi tidak benar.
Kumohon Shinhye-ya maafkan aku, aku tidak sengaja mengatakan hal itu” ucap
Dujun memegang kedua tangan Shinhye,tetap terdiam dan sekarang Shinhye menatap
nanar kedua tangannya yang digenggam oleh Dujun. Rasanya Dujun ingin bersujud
jika diperbolehkan oleh Shinhye,hatinya seperti teriris oleh pisau tajam karena
Dujun tidak pernah melihat wajah Shinhye seperti itu setelah kematian ayahnya.
Shinhye tetap terdiam membuat Dujun makin merasa bersalah
“Shinhye-ya… Park Shinhye… Mianhe… aku punya alasan.. ani .. walau
begitu aku memang tetap keterlalu,Shinhye-ya mianhe” ucap Dujun tapi Shinhye
tetap terdiam dan mendongakkan kepalanya membuat Dujun kaget,air matanya
mengalir perlahan …. Tanpa suara
“Shinhye-ya… Kumohon maafkan aku…. Mianhe!!!” ucap Dujun tersungkur
hingga ia berdiri dengan dengkulnya dan mendekatkan mukanya pada kedua tangan
Shinhye
(Flash Back)
*4 Tahun yang lalu*
Terdengar suara ribut yang
membuat Shinhye terbangun,ia sudah terbiasa akan hal itu tapi hari ini lebih
dari biasanya. Dengan perasaan takut namun penasaran Shinhye mengendap-endap
kearah pintu dan melihat apa yang terjadi,seperti yang akhir-akhir ini Shinhye
lihat appa dan eomma nya sering kali bertengkar entah dengan alasan apa.
Shinhye menangis dan menahan suaranya karena ia merasa kasihan eommanya sedang
mengandung besar adiknya,dia berusaha tetap menjaga dirinya tidak terlihat
sampai ia melihat appanya membawa banyak tas dan berjalan menuju pintu
“Mau kemana kau? Kau mau meninggalkan kami? Aku? Shinhye? Dan calon
anakmu ini?!” ucap eomma
“Dia bukan anakku! Dari awal aku memang tidak pernah menginginkan
kehadiran kalian dihidupku! Aku akan pergi dari rumah ini!” ucap appa membuat
Shinhye terkejut dan tanpa sadar ia mendorong pintu hingga eomma dan appa
menatapnya,kaget dan sedih tergambar diwajah kedua orang tua Shinhye
“Shinhye-ya” ucap eomma
“Shin..Shinhye… ap..appa.. akan jelaskan” ucap appa perlahan menaruh
tasnya dan berjalan pelan kearah Shinhye tapi dengan cepat Shinhye berlari
keluar dan melewati ayahnya
Tanpa arah dan tanpa tujuan Shinhye berlari,dengan baju piyama dan tanpa
sepatu dimusim dingin ia merasa sudah tidak ada lagi yang menginginkannya.
Eomma dan appa Shinhye berlari mengejar Shinhye,appanya mulai dapat mengejar
Shinhye tapi Shinhye dengan nekatnya menyebrang dengan tidak melihat kekiri
maupun kanan dan…..
“Ap..pa…?” ucap Shinhye pelan menatap ayahnya disampingnya bersimbah
darah,dengan cepat eommanya memeluk Shinhye dan berusaha menenangkan Shinhye
setelah ambulans datang
“APPA!!!!!!!!!!!” teriak Shinhye
(Flashback End)
“Ap….pa…” ucap Shinhye pelan membuat Dujun mendongakkan kepalanya
“Shin…Shinhye-ya… jangan mengingat lagi… Shinhye mianhe jeongmal mianhe
kumohon jangan mengingatnya lagi…” ucap Dujun memohon dengan menggenggam erat
tangan Shinhye tapi itu tidak berhasil,Shinhye tetap menangis dan memanggil
ayahnya pelan
“Kumohon Shinhye maafkan aku,aku tidak membencimu… Aku tidak mungkin
tidak membutuhkan mu kau temanku… sahabatku… Kumohon Shinhye-ya” ucap Dujun
yang mulai terdengar menahan tangisnya,ia merasa pilu dan bersalah… Ia
membangkitkan kenangan tentang kematian ayah Shinhye yang membuat Shinhye tidak
bisa berbicara hingga 1 bulan lamanya,padahal Dujun tau akan hal itu dan dia
benar-benar merasa bersalah dan terus meminta maaf pada Shinhye sampai
seseorang datang menghampirinya
“Dujun~ah kenapa kau….. Shinhye-ya?” ucap Junhyung dengan cepat Dujun
berdiri dan menghampiri Dujun
“Junhyung~ah kumohon… kumohon… bantu aku kumohon,ini demi dirinya..
Junhyung~ah” ucap Dujun memegang bahu Junhyung kencang membuat Junhyung menatap
kearah Shinhye dan menghampirinya
“Shinhye-ya? Gwenchana?” ucap Junhyung tapi Shinhye tidak membalas dan
tetap memanggil appanya pelan
“Shinhye-ya kumohon maafkan aku” ucap Dujun dan tak lama kemudian
Shinhye pingsan (dengan Junhyung yang menangkapnya)
“Dujun~ah aku akan meminta penjelasanmu setelah ini” ucap Junhyung
membopong Shinhye yang pingsan dan meninggal kan Dujun
Junhyung yang menggendong Shinhye ala putri-putri itu memang menarik
perhatian para siswa siswi bahkan Bomi – Eunji dan Yuuki,tapi Junhyung tidak
memperdulikan hal itu dan tetap berjalan biasa. Ia menatap Shinhye yang jatuh
pingsan ia tetap memanggil pelan ayahnya dan air mata nya belum berhenti
juga,Junhyung menggertakkan giginya. Ada apa dengannya dan Dujun? Kenapa ia
jatuh pingsan? Dan kenapa ia terus memanggil appanya? Bahkan Dujun terlihat
panik atas hal itu,apa yang hanya mereka berdua ketahui? Pikiran itu terus
melayang dikepala Junhyung.
Dilain tempat seseorang yang sedang merefreshing-kan diri itu mendengar
ada ribut-ribut para siswa membuatnya penasaran dan mendongakkan kepalanya
sebentar,ia melihat pemandangan Junhyung dan Shinhye itu dan kembali menurunkan
kepalanya. Ia menggigit bibirnya sebentar dan kembali ke senyum
buatannya,mungkin memang bakatnya itu tidak bisa dihilangkan
“Sunbae? Waeyo?” ucap YuRi
“Gwenchana,bagaimana kalau kita lanjutkan?” ucap Minhyuk menggoda
YuRi,YuRi hanya tertawa kecil sampai seseorang datang menghampiri mereka
membuat YuRi reflek bangun dan mengancingkan pakaiannya lagi
“Mau apa kau kesini? Kau hanya menggangguku saja,YuRi~ah nanti aku
hubungi kau lagi” ucap Minhyuk dan hanya dibalas anggukkan saja oleh YuRi dan
ia beranjak meninggalkan Minhyuk
“Kau memang Pervert ne? Kau
melakukannya diperpustakaan? Konno hentai
“ ucapnya
“Terserah kau saja jadi mengapa kau datang kesini hah? Kau ingin bermain
denganku?” ucap Minhyuk menarik beberapa helai rambutnya dan menciumnya,Minhyuk
tersenyum sadis menatapnya tapi anehnya yeoja itu tersenyum dan menundukkan
kepalanya hingga ia dapat melihat wajah Minhyuk dari dekat
“Ne memang itu tujuanku” ucapnya
“Kaulah yang Pervert ….. Yuuki”
ucap Minhyuk