B2UTY Always There For BEAST!!

B2UTY Always There For BEAST!!
@nshabrina

Saturday, December 26, 2015

You Can Cry (FF) Eps.24

Sebuah motor hitam memasuki sebuah rumah,dengan cepat namja yang menaiki motor itu menuruni motornya tanpa melepas helmnya. Ia berjalan lumayan cepat hingga tanpa sadar ia membanting pintu,sesaat ia terhenti karena mendengar suara gelak tawa yang disengajakan pelan namun ia tetap mendengarnya namun namja itu hanya bisa mengepalkan tangan nya dan menaiki tangga. Ia membuka kamarnya membuka helmnya dan membanting keduanya,ia terlihat kesal dan melemparkan badan nya pada kasur entah seperti menunggu sesuatu. Tidak lama suara pintu terbuka dan terlihat seorang wanita berumur dengan kimono merah yang terlihat tipis itu memasang wajah marah namun namja yang berada diatas kasur itu tetap asik dengan handphonenya,perlahan wanita itu mendekat dan merampas handphone namja itu.
“Kau kenapa hah? Kau butuh uang lagi?” ucap wanita itu dingin namun namja didepan nya tidak kalah dingin tatapan nya
“Ani,aku hanya ingin saja. Waeyo? Kau ada masalah?” ucap namja itu membuat wanita berumur didepan nya terlihat marah dan membanting handphonenya
“Aku sedang ada tamu! Bisakah kau sopan sedikit? Dan lagi jangan memanggil ‘Kau’! Aku ini eomma mu!” ucapnya kesal
“Tamu? Maksudmu pacar barumu yang lebih muda 15 tahun itu? Kau ingin dipanggil ‘eomma’? Bersikaplah seperti ibu bukan seperti yeoja hina seperti ini” ucap namja itu dan dengan cepat tamparan wanita itu mendarat dipipinya
“Jaga mulut mu itu Lee Minhyuk! Atau kau tidak akan kuberikan uang lagi!” ucap wanita itu dan pergi meninggalkan Minhyuk yang terlihat diam saja dan meludahkan darah yang keluar dari mulutnya
“Sial! Dia menampar cukup keras” ucap Minhyuk tersenyum kecut namun ia teringat akan seseorang yang selama ini tidak ingin ia ingat
“Kenapa kau pergi meninggalkanku bersama yeoja hina itu? Kenapa kau memberikan hak ku padanya? Aku membencimu… appa” ucap Minhyuk lirih

-

Dijalan menuju pulang Shinhye memikirkan kembali wajah Minhyuk yang terlihat kesepian,ternyata ia hanya fokus pada kepergian Leo dan juga ketidakhadiran Junhyung hari ini membuat Shinhye  melupakan Minhyuk yang tanpa ia sadari juga tidak ada disana. Shinhye merasa bersalah atas kata-kata Minhyuk namun bangku kosong milik Junhyung terasa lebih menyakitkan dari apapun,kenapa? Kenapa Shinhye begitu peduli pada Junhyung?
“Shinhye-ya!” ucap Dujun mempertegas membuat Shinhye kalang kabut
“Wa…waeyo? Sejak kapan kau ada disitu?” ucap Shinhye membuat Dujun bingung
“Daritadi aku memanggilmu,kau melamun apa lagi sih?” ucap Dujun lalu menghela nafas,Shinhye tidak tahu ingin menjawab apa karena nyatanya ia memikirkan Junhyung namun Dujun seperti dapat melihat isi hati Shinhye hanya membelai kepalanya dan tersenyum
“Arraseo kalau kau tidak ingin mengatakan nya,kau sudah lebih baik bukan? Kajja keruangan OSIS” ucap Dujun mendorong Shinhye perlahan membuat Shinhye menatapnya sedih
“Dujunie,mianhe” ucapnya pelan

Suasana yang tidak mengenakan itu terus berlangsung hingga mereka sampai didepan ruangan OSIS,perlahan Dujun membuka pintu namun yang membuat mereka kaget adalah ruangan OSIS yang kosong (karena masih terlalu pagi) dan disana Yong Junhyung sudah duduk manis dikursinya. Walau terlihat biasa namun tidak jika diperhatikan lebih baik,refleks Shinhye berlari menghampiri Junhyung membuat Dujun terkejut akan reaksi Shinhye pada Junhyung.
“Junhyung… Yong Junhyung” ucap Shinhye pelan namun Junhyung tidak menjawabnya ataupun bereaksi membuat Shinhye mengulanginya terus hingga Junhyung menatapnya,sayu.. Mata sayu itu bukanlah mata milik Junhyung yang biasanya
“Gwenchana? Junhyung? Yong Junhyung?” ucap Shinhye makin mengeras namun Junhyung perlahan tersenyum membuat Shinhye menutup mulutnya dengan tangan nya dan Dujun yang terkejut
“Gwenchana Park Shinhye,waeyo” ucap Junhyung tersenyum,namun ada yang aneh membuat Dujun ingin menghampirinya namun langkahnya terhenti karena ia melihat wajah Shinhye. Tanpa kata-kata Dujun beranjak dari tempatnya
“Junhyung.. Yong Junhyung,waeyo? Waeyo?” ucap Shinhye pelan dengan tangan yang masih menutup mulutnya,tangan nya bergetar seolah tidak ingin membiarkan mulutnya berbicara lagi tapi mulutnya tidak dapat ia cegah getaran itu makin kuat saat Junhyung bersikap biasa dan merapihkan dokumen nya
“Gwenchana,kau yang kenapa Shinhye-ya. Apa kau sakit?” ucapnya sembari memalingkan wajahnya dari Shinhye,tangannya sibuk merapihkan dokumen tapi Shinhye dapat melihat tangan nya bergetar. Entah harus bagaimana lagi Shinhye hanya bisa terdiam menahan mulutnya membuat Junhyung memalingkan wajahnya kembali dan melihat Shinhye,namun…
“Jangan seperti itu,kau… kau berjanji untuk bercerita padakukan,aku… temanmu kan? Junhyung~ah…” ucap Shinhye bergetar dengan air matanya yang mulai mengalir namun Junhyung tetap terdiam dan tetap tersenyum,ia mengeluarkan saputangan nya dan memberikan pada Shinhye
“Shinhye-ya,aku sudah bilang bukan? Aku tidak apa-apa,mengapa kau menangis?” ucap Junhyung tersenyum namun Shinhye menggenggam tangan Junhyung saat Junhyung memberikan saputangan nya,ia tidak berbicara hanya terisak pelan dan menahan air matanya untuk tidak terjatuh
“Mengapa… kau menahan semua itu sendirian.. Yong Junhyung?” ucap Shinhye pelan membuat tangan Junhyung bergetar,tangan kanan nya terasa basah karena genggaman Shinhye dan air mata Shinhye yang tidak dapat ia tahan lagi. Tangan Shinhye bergetar dan suaranya yang lirih menyayat hati Junhyung,Junhyung tidak bisa meninggalkan nya. Ani! Dia tidak akan bisa melepaskan nya,perlahan Junhyung menarik Shinhye dalam pelukkannya

Cukup lama mereka berpelukkan walau terlihat Junhyung hanya diam saja namun Shinhye dapat merasakan pundak Junhyung dan tangan nya yang bergetar,melihat hal itu Hyunseung menutup ruang OSIS dan memberitahu Yoseob dan Gikwang untuk kembali kekelas. Hyunseung hanya bisa tersenyum sedih sembari meninggalkan ruang OSIS,tapi hal itu membuat Yuuki bingung yang sedari tadi mengamati dari jauh. Yuuki perlahan melangkah kearah ruang OSIS dan membuat pintu sedikit,ia terkejut saat melihat Shinhye dan Junhyung berpelukkan hingga ia reflek berlari tanpa menentu.
“Ketemu..” ucap yeoja didepan Yuuki dengan senyum sinisnya
“Bisa bicara sebentar? Amamiya Yuuki-chan~”


Setelah selang beberapa lama,Junhyung melepaskan pelukan nya dan menatap kearah Shinhye. Shinhye tersenyum lembut dan menatap Junhyung lekat-lekat dan tanpa disadari Shinhye sudah menaruh tangan nya pada pipi Junhyung,membasuh pipinya pelan tanpa berkata apapun. Junhyung hanya bisa menatapnya yang tetap terdiam tanpa bertanya lagi,walau Junhyung merasa malu pertama kalinya ia menunjukkan sisi lemahnya selain pada adik-adik nya dan para member ia tetap tenang dan menggenggam tangan kanan Shinhye yang sedang membasuh pipinya.
“Park Shinhye,kau tidak ingin bertanya apapun?” ucap Junhyung membuat Shinhye terlihat kebingungan
“Tentang apa? Kalau kau memang tidak ingin bercerita aku tidak akan memaksa” ucap Shinhye tersenyum membuat Junhyung terdiam namun tangan Shinhye bergetar,wajahnya perlahan menjadi sedih dengan bibir yang bergetar seakan takut untuk berbicara
“Tapi… kumohon jangan menahan semua itu sendirian,aku tahu rasanya.. Walau aku tidak tahu apa masalahmu,tapi jangan menahan nya sendirian..” ucap Shinhye dengan suara yang terdengar lirih membuat Junhyung kembali mengingat tentang ayah Shinhye dan cara kepergian ayahnya,Junhyung memejam matanya sebentar dan kemudian membukanya merasa sudah memutuskan sesuatu yang ia pikirkan
“Park Shinhye,mau kah kau jadi pacarku?” ucap Junhyung menatap lekat-lekat mata Shinhye
“Mwo?”


Hujan turun perlahan disore hari,didalam rintikkan hujan itu terlihat seorang yeoja dengan wajah manisnya berjalan tanpa menggunakan payung. Ia basah kuyub dan terus menunduk dan berjalan perlahan, harinya begitu buruk karena seseorang telah mengetahui rahasianya bahkan ia mengatakan sesuatu yang membuatnya ingin marah namun tidak bisa. Bahkan ia tidak bisa mengatakan pada siapapun tentang hal ini,ia seperti sedang menimbang keputusan yang berat yang mungkin fatal jika salah memilih. Ia terus berjalan hingga ia melihat hal itu,hal yang dulu sudah biasa ia lihat dan kembali ia lihat lagi namun lebih menyakitkan lagi. Ia berlari sekencang mungkin agar melewatkan hal yang ia baru saja lihat dan ia tidak ingin melihatnya lagi,namun ditengah jalan ia menabrak seseorang dan …
“Yuuki? Gwenchana? Kenapa kau basah kuyub begini?” ucap namja itu
“Hiks…Hiks… Tolong aku… Kumohon…” ucap Yuuki terisak tanpa mengangkat kepalanya
“Waeyo Yuuki? Kau disakiti orang? Kau kenapa?” ucapnya panik sembari memegang bahu Yuuki
“Kumohon Dujun oppa,jangan katakan pada siapapun” ucap Yuuki membuat Dujun terkejut

Dujun duduk disamping kasurnya dan menyeruput kopinya,ia tidak habis pikir dengan kejadian yang menimpa teman nya. Adik dari sahabatnya yang ia kenal begitu periang dan tidak pernah sehancur ini,waeyo? Bahkan ia tidak mengatakan apapun dan hanya menangis,bahkan ia tidak menjawab pertanyaan Dujun sama sekali. Wangi shampoo mulai tercium,Dujun menengok dan terlihatlah Yuuki disana keluar dari kamar mandi Dujun dengan pakaian yang sudah dipersiapkan oleh Dujun. Entah kenapa tidak ada pemikiran apapun selain senyum sedih yang bisa Dujun keluarkan,Dujun berdiri menghampiri Yuuki dan menaruh handuk kecil diatas kepalanya dan mengusapnya
“Kalau masih basah begini kau bisa sakit Yuuki” ucapnya lembut membuat Yuuki terdiam
“Mianhe oppa aku menyusahkan mu” ucap Yuuki membuat Dujun tersenyum kembali
“Kau bisa menginap kalau mau,kau bisa tidur disini aku akan tidur dirumah temanku. Yuuki aku memang tidak tahu apa yang menimpa dirimu dan aku tidak selalu ada untukmu,tapi kau jangan menahan nya sendirian. Jika kau mau kau bisa menceritakan nya padaku” ucap Dujun mengusap kepala Yuuki yang terdiam tanpa kata
“Baiklah aku sudah menyalakan pemanas dan sudah merapihkan tempat tidur,ada ayam panggang dikulkas kau bisa menghangatkan nya jika mau dan aku baru saja membuat kopi. Aku akan kerumah temanku ne? Kau tidak apa-apa kan?” ucap Dujun berjalan meninggalkan Yuuki yang tetap terdiam dan dengan cepat Yuuki mendorong Dujun membuat Dujun kehilangan keseimbangan nya dan terjatuh
“Aduh duh… waeyo Yuuki?” ucap Dujun namun ia terkejut melihat pemandangan Yuuki yang sekarang berada diatasnya memakai bajunya dan berjarak tidak jauh,Yuuki menatap lekat kearah Dujun
“Oppa… Aku…” ucap Yuuki mendekatkan diri pada Dujun

-

Minhyuk terbangun dari tidurnya dan menatapi yeoja disampingnya,ia berdiri dan berjalan menuju sofa yang tidak jauh dari sana. Ia meneguk minumannya dan berusaha tanpa bersuara,ia kembali mengingat hal yang membuat harinya benar-benar hancur! Tidak hanya tentang eommanya bahkan disekolahpun ia tidak bisa mengontrol emosinya atas apa yang ia dengar dan juga ia lihat

(Flash Back : 3 Hours Ago)
Minhyuk melihat Hyunseung yang tersenyum sedih meninggalkan ruangan OSIS bersama member lainnya,bahkan ia bisa melihat Yuuki yang berlari tak menentu setelah mencoba mengitip keruangan OSIS. Ada apa disana? Pikir Minhyuk hingga ia mendekati ruangan OSIS dan melihatnya,Minhyuk mendapati Shinhye yang mengelus pipi Junhyung dan melihat tatapan Junhyung pada Shinhye membuat Minhyuk mengepalkan tangan nya. Dan lagi ia makin emosi ketika ia mendengar pernyataan Junhyung,sesaat Minhyuk ingin masuk jawaban Shinhye membuat Minhyuk terhenti.
“Junhyung~ah mianhe,aku tidak bisa…” ucap Shinhye lirih
“Wa…waeyo? Karena Naeun kah? Aku sudah tidak bertunangan lagi dengannya..” ucap Junhyung menggenggam kedua tangan Shinhye,senyum Shinhye perlahan menjadi terlihat sedih dan itu menyakitkan untuk Junhyung
“Mianhe Junhyung~ah,aku benar-benar tidak bisa… Apakah aku alasan kau membatalkan tunanganmu? Aku tidak ingin dibenci Naeun karena hal ini,aku tidak tega padanya” ucap Shinhye mulai bergetar
“Apakah aku harus melanjutkan pertunangan itu walau aku tidak mempunyai perasaan padanya? Apakah akhirnya aku harus menikah dengan orang yang aku tidak sukai? Dan akhirnya pernikahan itu hanyalah pernikahan kosong tanpa cinta? Aku tidak ingin hidup bersama orang yang tidak aku sukai! Aku menyukaimu Park Shinhye… Sungguh-sungguh menyukaimu… waeyo? Kumohon… jangan tinggalkan aku…” ucap Junhyung membuat Shihye terdiam

Belum sampai Shinhye menjawab Minhyuk sudah meninggalkan tempatnya,ia merasa kesal dengan Junhyung namun ia lebih kesal pada dirinya sendiri karena pernah mencoba menyerang Shinhye. Kalau memang ia menyukai Shinhye harusnya ia menjaga Shinhye dan mencoba menyatakan perasaan nya secara jantan seperti Junhyung,yah walau ia kesal ia terkesima dengan keberanian Junhyung yang juga secara tegas memutuskan pertunangan nya. Tapi kalau mereka memang akan berpacaran akan kah berjalan lancar? Jelas seorang Son Naeun tidak akan pernah melepaskan siapapun yang mencoba mengganggu bahkan merebut Junhyung darinya,Minhyuk terhenti disamping motornya dan tertawa hambar sembari menutupi matanya.
Apakah Junhyung sanggup melindungi Shinhye yang akan menjadi bahan caci maki dari seluruh sekolah? Bahkan bisa saja Naeun mengeluarkan Shinhye dari sekolah dan membuat Shinhye sedih,apakah semua itu akan Minhyuk biarkan terjadi? Aniya! Dan Minhyuk yakin seorang Jung Taekwoon tidak akan tinggal diam,lalu apa yang bisa Minhyuk perbuat? Melindungi Shinhye setelah ia pernah ingin menyerang Shinhye? Mungkin Shinhye akan tetap menyapanya seperti biasa dan tidak memikirkan hal itu,tapi Minhyuk sangatnya merasa bersalah dan sangat hina. Didalam kebimbangan Minhyuk seseorang menghampirinya dan memeluknya,Minhyuk masih tetap menutup matanya dan terdiam.
“Minhyuk~ah mari kita pergi,kau tidak ada janji bukan? Aku bisa menjadi pelampiasanmu,gwenchana…” ucapnya lirih

(Flash back end)

Minhyuk kembali tertawa hambar memikirkan nya,bagaimana bisa ia mengaku masih menyukai Shinhye tapi ia masih berbuat bejat seperti ini? Setiap ia merasa sedih atau kesal ia pergi mempermainkan para yeoja yang mendekatinya,walau mereka yang dengan senang hati memberikan tubuh mereka tapi Minhyuk tetaplah merasa hina. Ia merasa tidak berbeda dengan eommanya yang sangat ia benci,ia terus memaki eommanya tapi ia seperti ini kembali. Semua karena Yong Yuuki yang sudah mempermainkan dirinya,Minhyuk tersadar dan terbangun dari duduknya ia melangkah menuju tempat tidur dan menatap yeoja yang masih tertidur disana dan mencoba membangunkan nya
“Pulanglah,aku akan memberikan uang taxi untukmu” ucap Minhyuk menyodorkan pakaian pada yeoja itu
“Tapi kau bukannya masih….”
“Diam! Kau tidak tahu apa-apa! Kau hanya pelampiasanku bukan? Pulanglah aku sudah tidak membutuhkanmu” ucap Minhyuk melemparkan sejumlah uang pada yeoja itu,yeoja itu memungutnya dan berjalan meninggalkan Minhyuk yang memunggunginya. Dari balik pintu yeoja itu terlihat terisak dan memeluk jaketnya,ia terisak pelan dan kembali memandang pintu yang telah ia tutup dengan amarah
“Mereka masih menyakitimu bukan? Gwenchana aku akan menghilangkan mereka yang menyakitimu,entah itu Park Shinhye ataupun Yong Yuuki. Seperti mainan mu yang lainnya,akan ku buat mereka mengerti bahwa kau milikku seorang…. Lee Minhyuk!”