Sebuah motor hitam memasuki sebuah rumah,dengan cepat namja yang menaiki
motor itu menuruni motornya tanpa melepas helmnya. Ia berjalan lumayan cepat
hingga tanpa sadar ia membanting pintu,sesaat ia terhenti karena mendengar
suara gelak tawa yang disengajakan pelan namun ia tetap mendengarnya namun
namja itu hanya bisa mengepalkan tangan nya dan menaiki tangga. Ia membuka
kamarnya membuka helmnya dan membanting keduanya,ia terlihat kesal dan
melemparkan badan nya pada kasur entah seperti menunggu sesuatu. Tidak lama
suara pintu terbuka dan terlihat seorang wanita berumur dengan kimono merah yang
terlihat tipis itu memasang wajah marah namun namja yang berada diatas kasur
itu tetap asik dengan handphonenya,perlahan wanita itu mendekat dan merampas
handphone namja itu.
“Kau kenapa hah? Kau butuh uang lagi?” ucap wanita itu dingin namun
namja didepan nya tidak kalah dingin tatapan nya
“Ani,aku hanya ingin saja. Waeyo? Kau ada masalah?” ucap namja itu
membuat wanita berumur didepan nya terlihat marah dan membanting handphonenya
“Aku sedang ada tamu! Bisakah kau sopan sedikit? Dan lagi jangan
memanggil ‘Kau’! Aku ini eomma mu!” ucapnya kesal
“Tamu? Maksudmu pacar barumu yang lebih muda 15 tahun itu? Kau ingin
dipanggil ‘eomma’? Bersikaplah seperti ibu bukan seperti yeoja hina seperti
ini” ucap namja itu dan dengan cepat tamparan wanita itu mendarat dipipinya
“Jaga mulut mu itu Lee Minhyuk! Atau kau tidak akan kuberikan uang
lagi!” ucap wanita itu dan pergi meninggalkan Minhyuk yang terlihat diam saja
dan meludahkan darah yang keluar dari mulutnya
“Sial! Dia menampar cukup keras” ucap Minhyuk tersenyum kecut namun ia
teringat akan seseorang yang selama ini tidak ingin ia ingat
“Kenapa kau pergi meninggalkanku bersama yeoja hina itu? Kenapa kau
memberikan hak ku padanya? Aku membencimu… appa” ucap Minhyuk lirih
-
Dijalan menuju pulang Shinhye memikirkan kembali wajah Minhyuk yang
terlihat kesepian,ternyata ia hanya fokus pada kepergian Leo dan juga
ketidakhadiran Junhyung hari ini membuat Shinhye melupakan Minhyuk yang tanpa ia sadari juga
tidak ada disana. Shinhye merasa bersalah atas kata-kata Minhyuk namun bangku
kosong milik Junhyung terasa lebih menyakitkan dari apapun,kenapa? Kenapa
Shinhye begitu peduli pada Junhyung?
“Shinhye-ya!” ucap Dujun mempertegas membuat Shinhye kalang kabut
“Wa…waeyo? Sejak kapan kau ada disitu?” ucap Shinhye membuat Dujun
bingung
“Daritadi aku memanggilmu,kau melamun apa lagi sih?” ucap Dujun lalu
menghela nafas,Shinhye tidak tahu ingin menjawab apa karena nyatanya ia
memikirkan Junhyung namun Dujun seperti dapat melihat isi hati Shinhye hanya
membelai kepalanya dan tersenyum
“Arraseo kalau kau tidak ingin mengatakan nya,kau sudah lebih baik
bukan? Kajja keruangan OSIS” ucap Dujun mendorong Shinhye perlahan membuat
Shinhye menatapnya sedih
“Dujunie,mianhe” ucapnya pelan
Suasana yang tidak mengenakan itu terus berlangsung hingga mereka sampai
didepan ruangan OSIS,perlahan Dujun membuka pintu namun yang membuat mereka
kaget adalah ruangan OSIS yang kosong (karena masih terlalu pagi) dan disana
Yong Junhyung sudah duduk manis dikursinya. Walau terlihat biasa namun tidak
jika diperhatikan lebih baik,refleks Shinhye berlari menghampiri Junhyung
membuat Dujun terkejut akan reaksi Shinhye pada Junhyung.
“Junhyung… Yong Junhyung” ucap Shinhye pelan namun Junhyung tidak
menjawabnya ataupun bereaksi membuat Shinhye mengulanginya terus hingga
Junhyung menatapnya,sayu.. Mata sayu itu bukanlah mata milik Junhyung yang
biasanya
“Gwenchana? Junhyung? Yong Junhyung?” ucap Shinhye makin mengeras namun
Junhyung perlahan tersenyum membuat Shinhye menutup mulutnya dengan tangan nya
dan Dujun yang terkejut
“Gwenchana Park Shinhye,waeyo” ucap Junhyung tersenyum,namun ada yang
aneh membuat Dujun ingin menghampirinya namun langkahnya terhenti karena ia
melihat wajah Shinhye. Tanpa kata-kata Dujun beranjak dari tempatnya
“Junhyung.. Yong Junhyung,waeyo? Waeyo?” ucap Shinhye pelan dengan
tangan yang masih menutup mulutnya,tangan nya bergetar seolah tidak ingin
membiarkan mulutnya berbicara lagi tapi mulutnya tidak dapat ia cegah getaran
itu makin kuat saat Junhyung bersikap biasa dan merapihkan dokumen nya
“Gwenchana,kau yang kenapa Shinhye-ya. Apa kau sakit?” ucapnya sembari
memalingkan wajahnya dari Shinhye,tangannya sibuk merapihkan dokumen tapi
Shinhye dapat melihat tangan nya bergetar. Entah harus bagaimana lagi Shinhye
hanya bisa terdiam menahan mulutnya membuat Junhyung memalingkan wajahnya
kembali dan melihat Shinhye,namun…
“Jangan seperti itu,kau… kau berjanji untuk bercerita padakukan,aku…
temanmu kan? Junhyung~ah…” ucap Shinhye bergetar dengan air matanya yang mulai
mengalir namun Junhyung tetap terdiam dan tetap tersenyum,ia mengeluarkan
saputangan nya dan memberikan pada Shinhye
“Shinhye-ya,aku sudah bilang bukan? Aku tidak apa-apa,mengapa kau
menangis?” ucap Junhyung tersenyum namun Shinhye menggenggam tangan Junhyung
saat Junhyung memberikan saputangan nya,ia tidak berbicara hanya terisak pelan
dan menahan air matanya untuk tidak terjatuh
“Mengapa… kau menahan semua itu sendirian.. Yong Junhyung?” ucap Shinhye
pelan membuat tangan Junhyung bergetar,tangan kanan nya terasa basah karena
genggaman Shinhye dan air mata Shinhye yang tidak dapat ia tahan lagi. Tangan
Shinhye bergetar dan suaranya yang lirih menyayat hati Junhyung,Junhyung tidak
bisa meninggalkan nya. Ani! Dia tidak akan bisa melepaskan nya,perlahan
Junhyung menarik Shinhye dalam pelukkannya
Cukup lama mereka berpelukkan walau terlihat Junhyung hanya diam saja
namun Shinhye dapat merasakan pundak Junhyung dan tangan nya yang
bergetar,melihat hal itu Hyunseung menutup ruang OSIS dan memberitahu Yoseob
dan Gikwang untuk kembali kekelas. Hyunseung hanya bisa tersenyum sedih sembari
meninggalkan ruang OSIS,tapi hal itu membuat Yuuki bingung yang sedari tadi
mengamati dari jauh. Yuuki perlahan melangkah kearah ruang OSIS dan membuat
pintu sedikit,ia terkejut saat melihat Shinhye dan Junhyung berpelukkan hingga
ia reflek berlari tanpa menentu.
“Ketemu..” ucap yeoja didepan Yuuki dengan senyum sinisnya
“Bisa bicara sebentar? Amamiya Yuuki-chan~”
Setelah selang beberapa lama,Junhyung melepaskan pelukan nya dan menatap
kearah Shinhye. Shinhye tersenyum lembut dan menatap Junhyung lekat-lekat dan
tanpa disadari Shinhye sudah menaruh tangan nya pada pipi Junhyung,membasuh
pipinya pelan tanpa berkata apapun. Junhyung hanya bisa menatapnya yang tetap
terdiam tanpa bertanya lagi,walau Junhyung merasa malu pertama kalinya ia
menunjukkan sisi lemahnya selain pada adik-adik nya dan para member ia tetap
tenang dan menggenggam tangan kanan Shinhye yang sedang membasuh pipinya.
“Park Shinhye,kau tidak ingin bertanya apapun?” ucap Junhyung membuat
Shinhye terlihat kebingungan
“Tentang apa? Kalau kau memang tidak ingin bercerita aku tidak akan
memaksa” ucap Shinhye tersenyum membuat Junhyung terdiam namun tangan Shinhye
bergetar,wajahnya perlahan menjadi sedih dengan bibir yang bergetar seakan
takut untuk berbicara
“Tapi… kumohon jangan menahan semua itu sendirian,aku tahu rasanya..
Walau aku tidak tahu apa masalahmu,tapi jangan menahan nya sendirian..” ucap
Shinhye dengan suara yang terdengar lirih membuat Junhyung kembali mengingat
tentang ayah Shinhye dan cara kepergian ayahnya,Junhyung memejam matanya
sebentar dan kemudian membukanya merasa sudah memutuskan sesuatu yang ia
pikirkan
“Park Shinhye,mau kah kau jadi pacarku?” ucap Junhyung menatap
lekat-lekat mata Shinhye
“Mwo?”
Hujan turun perlahan disore hari,didalam rintikkan hujan itu terlihat
seorang yeoja dengan wajah manisnya berjalan tanpa menggunakan payung. Ia basah
kuyub dan terus menunduk dan berjalan perlahan, harinya begitu buruk karena
seseorang telah mengetahui rahasianya bahkan ia mengatakan sesuatu yang
membuatnya ingin marah namun tidak bisa. Bahkan ia tidak bisa mengatakan pada
siapapun tentang hal ini,ia seperti sedang menimbang keputusan yang berat yang
mungkin fatal jika salah memilih. Ia terus berjalan hingga ia melihat hal
itu,hal yang dulu sudah biasa ia lihat dan kembali ia lihat lagi namun lebih
menyakitkan lagi. Ia berlari sekencang mungkin agar melewatkan hal yang ia baru
saja lihat dan ia tidak ingin melihatnya lagi,namun ditengah jalan ia menabrak
seseorang dan …
“Yuuki? Gwenchana? Kenapa kau basah kuyub begini?” ucap namja itu
“Hiks…Hiks… Tolong aku… Kumohon…” ucap Yuuki terisak tanpa mengangkat
kepalanya
“Waeyo Yuuki? Kau disakiti orang? Kau kenapa?” ucapnya panik sembari
memegang bahu Yuuki
“Kumohon Dujun oppa,jangan katakan pada siapapun” ucap Yuuki membuat
Dujun terkejut
Dujun duduk disamping kasurnya dan menyeruput kopinya,ia tidak habis
pikir dengan kejadian yang menimpa teman nya. Adik dari sahabatnya yang ia
kenal begitu periang dan tidak pernah sehancur ini,waeyo? Bahkan ia tidak
mengatakan apapun dan hanya menangis,bahkan ia tidak menjawab pertanyaan Dujun
sama sekali. Wangi shampoo mulai tercium,Dujun menengok dan terlihatlah Yuuki
disana keluar dari kamar mandi Dujun dengan pakaian yang sudah dipersiapkan
oleh Dujun. Entah kenapa tidak ada pemikiran apapun selain senyum sedih yang
bisa Dujun keluarkan,Dujun berdiri menghampiri Yuuki dan menaruh handuk kecil
diatas kepalanya dan mengusapnya
“Kalau masih basah begini kau bisa sakit Yuuki” ucapnya lembut membuat
Yuuki terdiam
“Mianhe oppa aku menyusahkan mu” ucap Yuuki membuat Dujun tersenyum
kembali
“Kau bisa menginap kalau mau,kau bisa tidur disini aku akan tidur dirumah
temanku. Yuuki aku memang tidak tahu apa yang menimpa dirimu dan aku tidak
selalu ada untukmu,tapi kau jangan menahan nya sendirian. Jika kau mau kau bisa
menceritakan nya padaku” ucap Dujun mengusap kepala Yuuki yang terdiam tanpa
kata
“Baiklah aku sudah menyalakan pemanas dan sudah merapihkan tempat
tidur,ada ayam panggang dikulkas kau bisa menghangatkan nya jika mau dan aku
baru saja membuat kopi. Aku akan kerumah temanku ne? Kau tidak apa-apa kan?”
ucap Dujun berjalan meninggalkan Yuuki yang tetap terdiam dan dengan cepat
Yuuki mendorong Dujun membuat Dujun kehilangan keseimbangan nya dan terjatuh
“Aduh duh… waeyo Yuuki?” ucap Dujun namun ia terkejut melihat
pemandangan Yuuki yang sekarang berada diatasnya memakai bajunya dan berjarak
tidak jauh,Yuuki menatap lekat kearah Dujun
“Oppa… Aku…” ucap Yuuki mendekatkan diri pada Dujun
-
Minhyuk terbangun dari tidurnya dan menatapi yeoja disampingnya,ia
berdiri dan berjalan menuju sofa yang tidak jauh dari sana. Ia meneguk
minumannya dan berusaha tanpa bersuara,ia kembali mengingat hal yang membuat
harinya benar-benar hancur! Tidak hanya tentang eommanya bahkan disekolahpun ia
tidak bisa mengontrol emosinya atas apa yang ia dengar dan juga ia lihat
(Flash Back : 3 Hours Ago)
Minhyuk melihat Hyunseung yang tersenyum sedih meninggalkan ruangan OSIS
bersama member lainnya,bahkan ia bisa melihat Yuuki yang berlari tak menentu
setelah mencoba mengitip keruangan OSIS. Ada apa disana? Pikir Minhyuk hingga
ia mendekati ruangan OSIS dan melihatnya,Minhyuk mendapati Shinhye yang
mengelus pipi Junhyung dan melihat tatapan Junhyung pada Shinhye membuat
Minhyuk mengepalkan tangan nya. Dan lagi ia makin emosi ketika ia mendengar
pernyataan Junhyung,sesaat Minhyuk ingin masuk jawaban Shinhye membuat Minhyuk
terhenti.
“Junhyung~ah mianhe,aku tidak bisa…” ucap Shinhye lirih
“Wa…waeyo? Karena Naeun kah? Aku sudah tidak bertunangan lagi
dengannya..” ucap Junhyung menggenggam kedua tangan Shinhye,senyum Shinhye
perlahan menjadi terlihat sedih dan itu menyakitkan untuk Junhyung
“Mianhe Junhyung~ah,aku benar-benar tidak bisa… Apakah aku alasan kau
membatalkan tunanganmu? Aku tidak ingin dibenci Naeun karena hal ini,aku tidak
tega padanya” ucap Shinhye mulai bergetar
“Apakah aku harus melanjutkan pertunangan itu walau aku tidak mempunyai
perasaan padanya? Apakah akhirnya aku harus menikah dengan orang yang aku tidak
sukai? Dan akhirnya pernikahan itu hanyalah pernikahan kosong tanpa cinta? Aku
tidak ingin hidup bersama orang yang tidak aku sukai! Aku menyukaimu Park
Shinhye… Sungguh-sungguh menyukaimu… waeyo? Kumohon… jangan tinggalkan aku…”
ucap Junhyung membuat Shihye terdiam
Belum sampai Shinhye menjawab Minhyuk sudah meninggalkan tempatnya,ia
merasa kesal dengan Junhyung namun ia lebih kesal pada dirinya sendiri karena
pernah mencoba menyerang Shinhye. Kalau memang ia menyukai Shinhye harusnya ia
menjaga Shinhye dan mencoba menyatakan perasaan nya secara jantan seperti
Junhyung,yah walau ia kesal ia terkesima dengan keberanian Junhyung yang juga
secara tegas memutuskan pertunangan nya. Tapi kalau mereka memang akan berpacaran
akan kah berjalan lancar? Jelas seorang Son Naeun tidak akan pernah melepaskan
siapapun yang mencoba mengganggu bahkan merebut Junhyung darinya,Minhyuk
terhenti disamping motornya dan tertawa hambar sembari menutupi matanya.
Apakah Junhyung sanggup melindungi Shinhye yang akan menjadi bahan caci
maki dari seluruh sekolah? Bahkan bisa saja Naeun mengeluarkan Shinhye dari
sekolah dan membuat Shinhye sedih,apakah semua itu akan Minhyuk biarkan
terjadi? Aniya! Dan Minhyuk yakin seorang Jung Taekwoon tidak akan tinggal
diam,lalu apa yang bisa Minhyuk perbuat? Melindungi Shinhye setelah ia pernah ingin
menyerang Shinhye? Mungkin Shinhye akan tetap menyapanya seperti biasa dan
tidak memikirkan hal itu,tapi Minhyuk sangatnya merasa bersalah dan sangat
hina. Didalam kebimbangan Minhyuk seseorang menghampirinya dan
memeluknya,Minhyuk masih tetap menutup matanya dan terdiam.
“Minhyuk~ah mari kita pergi,kau tidak ada janji bukan? Aku bisa menjadi
pelampiasanmu,gwenchana…” ucapnya lirih
(Flash back end)
Minhyuk kembali tertawa hambar memikirkan nya,bagaimana bisa ia mengaku
masih menyukai Shinhye tapi ia masih berbuat bejat seperti ini? Setiap ia
merasa sedih atau kesal ia pergi mempermainkan para yeoja yang
mendekatinya,walau mereka yang dengan senang hati memberikan tubuh mereka tapi
Minhyuk tetaplah merasa hina. Ia merasa tidak berbeda dengan eommanya yang
sangat ia benci,ia terus memaki eommanya tapi ia seperti ini kembali. Semua
karena Yong Yuuki yang sudah mempermainkan dirinya,Minhyuk tersadar dan
terbangun dari duduknya ia melangkah menuju tempat tidur dan menatap yeoja yang
masih tertidur disana dan mencoba membangunkan nya
“Pulanglah,aku akan memberikan uang taxi untukmu” ucap Minhyuk menyodorkan
pakaian pada yeoja itu
“Tapi kau bukannya masih….”
“Diam! Kau tidak tahu apa-apa! Kau hanya pelampiasanku bukan? Pulanglah
aku sudah tidak membutuhkanmu” ucap Minhyuk melemparkan sejumlah uang pada
yeoja itu,yeoja itu memungutnya dan berjalan meninggalkan Minhyuk yang
memunggunginya. Dari balik pintu yeoja itu terlihat terisak dan memeluk
jaketnya,ia terisak pelan dan kembali memandang pintu yang telah ia tutup
dengan amarah
“Mereka masih menyakitimu bukan? Gwenchana aku akan menghilangkan mereka
yang menyakitimu,entah itu Park Shinhye ataupun Yong Yuuki. Seperti mainan mu
yang lainnya,akan ku buat mereka mengerti bahwa kau milikku seorang…. Lee
Minhyuk!”
kapan dilanjut lago?
ReplyDeletemaaf baru di balas setelah sekian lama, tapi mohon bersabar yaah hehehe
ReplyDelete