B2UTY Always There For BEAST!!

B2UTY Always There For BEAST!!
@nshabrina

Saturday, December 26, 2015

You Can Cry (FF) Eps.24

Sebuah motor hitam memasuki sebuah rumah,dengan cepat namja yang menaiki motor itu menuruni motornya tanpa melepas helmnya. Ia berjalan lumayan cepat hingga tanpa sadar ia membanting pintu,sesaat ia terhenti karena mendengar suara gelak tawa yang disengajakan pelan namun ia tetap mendengarnya namun namja itu hanya bisa mengepalkan tangan nya dan menaiki tangga. Ia membuka kamarnya membuka helmnya dan membanting keduanya,ia terlihat kesal dan melemparkan badan nya pada kasur entah seperti menunggu sesuatu. Tidak lama suara pintu terbuka dan terlihat seorang wanita berumur dengan kimono merah yang terlihat tipis itu memasang wajah marah namun namja yang berada diatas kasur itu tetap asik dengan handphonenya,perlahan wanita itu mendekat dan merampas handphone namja itu.
“Kau kenapa hah? Kau butuh uang lagi?” ucap wanita itu dingin namun namja didepan nya tidak kalah dingin tatapan nya
“Ani,aku hanya ingin saja. Waeyo? Kau ada masalah?” ucap namja itu membuat wanita berumur didepan nya terlihat marah dan membanting handphonenya
“Aku sedang ada tamu! Bisakah kau sopan sedikit? Dan lagi jangan memanggil ‘Kau’! Aku ini eomma mu!” ucapnya kesal
“Tamu? Maksudmu pacar barumu yang lebih muda 15 tahun itu? Kau ingin dipanggil ‘eomma’? Bersikaplah seperti ibu bukan seperti yeoja hina seperti ini” ucap namja itu dan dengan cepat tamparan wanita itu mendarat dipipinya
“Jaga mulut mu itu Lee Minhyuk! Atau kau tidak akan kuberikan uang lagi!” ucap wanita itu dan pergi meninggalkan Minhyuk yang terlihat diam saja dan meludahkan darah yang keluar dari mulutnya
“Sial! Dia menampar cukup keras” ucap Minhyuk tersenyum kecut namun ia teringat akan seseorang yang selama ini tidak ingin ia ingat
“Kenapa kau pergi meninggalkanku bersama yeoja hina itu? Kenapa kau memberikan hak ku padanya? Aku membencimu… appa” ucap Minhyuk lirih

-

Dijalan menuju pulang Shinhye memikirkan kembali wajah Minhyuk yang terlihat kesepian,ternyata ia hanya fokus pada kepergian Leo dan juga ketidakhadiran Junhyung hari ini membuat Shinhye  melupakan Minhyuk yang tanpa ia sadari juga tidak ada disana. Shinhye merasa bersalah atas kata-kata Minhyuk namun bangku kosong milik Junhyung terasa lebih menyakitkan dari apapun,kenapa? Kenapa Shinhye begitu peduli pada Junhyung?
“Shinhye-ya!” ucap Dujun mempertegas membuat Shinhye kalang kabut
“Wa…waeyo? Sejak kapan kau ada disitu?” ucap Shinhye membuat Dujun bingung
“Daritadi aku memanggilmu,kau melamun apa lagi sih?” ucap Dujun lalu menghela nafas,Shinhye tidak tahu ingin menjawab apa karena nyatanya ia memikirkan Junhyung namun Dujun seperti dapat melihat isi hati Shinhye hanya membelai kepalanya dan tersenyum
“Arraseo kalau kau tidak ingin mengatakan nya,kau sudah lebih baik bukan? Kajja keruangan OSIS” ucap Dujun mendorong Shinhye perlahan membuat Shinhye menatapnya sedih
“Dujunie,mianhe” ucapnya pelan

Suasana yang tidak mengenakan itu terus berlangsung hingga mereka sampai didepan ruangan OSIS,perlahan Dujun membuka pintu namun yang membuat mereka kaget adalah ruangan OSIS yang kosong (karena masih terlalu pagi) dan disana Yong Junhyung sudah duduk manis dikursinya. Walau terlihat biasa namun tidak jika diperhatikan lebih baik,refleks Shinhye berlari menghampiri Junhyung membuat Dujun terkejut akan reaksi Shinhye pada Junhyung.
“Junhyung… Yong Junhyung” ucap Shinhye pelan namun Junhyung tidak menjawabnya ataupun bereaksi membuat Shinhye mengulanginya terus hingga Junhyung menatapnya,sayu.. Mata sayu itu bukanlah mata milik Junhyung yang biasanya
“Gwenchana? Junhyung? Yong Junhyung?” ucap Shinhye makin mengeras namun Junhyung perlahan tersenyum membuat Shinhye menutup mulutnya dengan tangan nya dan Dujun yang terkejut
“Gwenchana Park Shinhye,waeyo” ucap Junhyung tersenyum,namun ada yang aneh membuat Dujun ingin menghampirinya namun langkahnya terhenti karena ia melihat wajah Shinhye. Tanpa kata-kata Dujun beranjak dari tempatnya
“Junhyung.. Yong Junhyung,waeyo? Waeyo?” ucap Shinhye pelan dengan tangan yang masih menutup mulutnya,tangan nya bergetar seolah tidak ingin membiarkan mulutnya berbicara lagi tapi mulutnya tidak dapat ia cegah getaran itu makin kuat saat Junhyung bersikap biasa dan merapihkan dokumen nya
“Gwenchana,kau yang kenapa Shinhye-ya. Apa kau sakit?” ucapnya sembari memalingkan wajahnya dari Shinhye,tangannya sibuk merapihkan dokumen tapi Shinhye dapat melihat tangan nya bergetar. Entah harus bagaimana lagi Shinhye hanya bisa terdiam menahan mulutnya membuat Junhyung memalingkan wajahnya kembali dan melihat Shinhye,namun…
“Jangan seperti itu,kau… kau berjanji untuk bercerita padakukan,aku… temanmu kan? Junhyung~ah…” ucap Shinhye bergetar dengan air matanya yang mulai mengalir namun Junhyung tetap terdiam dan tetap tersenyum,ia mengeluarkan saputangan nya dan memberikan pada Shinhye
“Shinhye-ya,aku sudah bilang bukan? Aku tidak apa-apa,mengapa kau menangis?” ucap Junhyung tersenyum namun Shinhye menggenggam tangan Junhyung saat Junhyung memberikan saputangan nya,ia tidak berbicara hanya terisak pelan dan menahan air matanya untuk tidak terjatuh
“Mengapa… kau menahan semua itu sendirian.. Yong Junhyung?” ucap Shinhye pelan membuat tangan Junhyung bergetar,tangan kanan nya terasa basah karena genggaman Shinhye dan air mata Shinhye yang tidak dapat ia tahan lagi. Tangan Shinhye bergetar dan suaranya yang lirih menyayat hati Junhyung,Junhyung tidak bisa meninggalkan nya. Ani! Dia tidak akan bisa melepaskan nya,perlahan Junhyung menarik Shinhye dalam pelukkannya

Cukup lama mereka berpelukkan walau terlihat Junhyung hanya diam saja namun Shinhye dapat merasakan pundak Junhyung dan tangan nya yang bergetar,melihat hal itu Hyunseung menutup ruang OSIS dan memberitahu Yoseob dan Gikwang untuk kembali kekelas. Hyunseung hanya bisa tersenyum sedih sembari meninggalkan ruang OSIS,tapi hal itu membuat Yuuki bingung yang sedari tadi mengamati dari jauh. Yuuki perlahan melangkah kearah ruang OSIS dan membuat pintu sedikit,ia terkejut saat melihat Shinhye dan Junhyung berpelukkan hingga ia reflek berlari tanpa menentu.
“Ketemu..” ucap yeoja didepan Yuuki dengan senyum sinisnya
“Bisa bicara sebentar? Amamiya Yuuki-chan~”


Setelah selang beberapa lama,Junhyung melepaskan pelukan nya dan menatap kearah Shinhye. Shinhye tersenyum lembut dan menatap Junhyung lekat-lekat dan tanpa disadari Shinhye sudah menaruh tangan nya pada pipi Junhyung,membasuh pipinya pelan tanpa berkata apapun. Junhyung hanya bisa menatapnya yang tetap terdiam tanpa bertanya lagi,walau Junhyung merasa malu pertama kalinya ia menunjukkan sisi lemahnya selain pada adik-adik nya dan para member ia tetap tenang dan menggenggam tangan kanan Shinhye yang sedang membasuh pipinya.
“Park Shinhye,kau tidak ingin bertanya apapun?” ucap Junhyung membuat Shinhye terlihat kebingungan
“Tentang apa? Kalau kau memang tidak ingin bercerita aku tidak akan memaksa” ucap Shinhye tersenyum membuat Junhyung terdiam namun tangan Shinhye bergetar,wajahnya perlahan menjadi sedih dengan bibir yang bergetar seakan takut untuk berbicara
“Tapi… kumohon jangan menahan semua itu sendirian,aku tahu rasanya.. Walau aku tidak tahu apa masalahmu,tapi jangan menahan nya sendirian..” ucap Shinhye dengan suara yang terdengar lirih membuat Junhyung kembali mengingat tentang ayah Shinhye dan cara kepergian ayahnya,Junhyung memejam matanya sebentar dan kemudian membukanya merasa sudah memutuskan sesuatu yang ia pikirkan
“Park Shinhye,mau kah kau jadi pacarku?” ucap Junhyung menatap lekat-lekat mata Shinhye
“Mwo?”


Hujan turun perlahan disore hari,didalam rintikkan hujan itu terlihat seorang yeoja dengan wajah manisnya berjalan tanpa menggunakan payung. Ia basah kuyub dan terus menunduk dan berjalan perlahan, harinya begitu buruk karena seseorang telah mengetahui rahasianya bahkan ia mengatakan sesuatu yang membuatnya ingin marah namun tidak bisa. Bahkan ia tidak bisa mengatakan pada siapapun tentang hal ini,ia seperti sedang menimbang keputusan yang berat yang mungkin fatal jika salah memilih. Ia terus berjalan hingga ia melihat hal itu,hal yang dulu sudah biasa ia lihat dan kembali ia lihat lagi namun lebih menyakitkan lagi. Ia berlari sekencang mungkin agar melewatkan hal yang ia baru saja lihat dan ia tidak ingin melihatnya lagi,namun ditengah jalan ia menabrak seseorang dan …
“Yuuki? Gwenchana? Kenapa kau basah kuyub begini?” ucap namja itu
“Hiks…Hiks… Tolong aku… Kumohon…” ucap Yuuki terisak tanpa mengangkat kepalanya
“Waeyo Yuuki? Kau disakiti orang? Kau kenapa?” ucapnya panik sembari memegang bahu Yuuki
“Kumohon Dujun oppa,jangan katakan pada siapapun” ucap Yuuki membuat Dujun terkejut

Dujun duduk disamping kasurnya dan menyeruput kopinya,ia tidak habis pikir dengan kejadian yang menimpa teman nya. Adik dari sahabatnya yang ia kenal begitu periang dan tidak pernah sehancur ini,waeyo? Bahkan ia tidak mengatakan apapun dan hanya menangis,bahkan ia tidak menjawab pertanyaan Dujun sama sekali. Wangi shampoo mulai tercium,Dujun menengok dan terlihatlah Yuuki disana keluar dari kamar mandi Dujun dengan pakaian yang sudah dipersiapkan oleh Dujun. Entah kenapa tidak ada pemikiran apapun selain senyum sedih yang bisa Dujun keluarkan,Dujun berdiri menghampiri Yuuki dan menaruh handuk kecil diatas kepalanya dan mengusapnya
“Kalau masih basah begini kau bisa sakit Yuuki” ucapnya lembut membuat Yuuki terdiam
“Mianhe oppa aku menyusahkan mu” ucap Yuuki membuat Dujun tersenyum kembali
“Kau bisa menginap kalau mau,kau bisa tidur disini aku akan tidur dirumah temanku. Yuuki aku memang tidak tahu apa yang menimpa dirimu dan aku tidak selalu ada untukmu,tapi kau jangan menahan nya sendirian. Jika kau mau kau bisa menceritakan nya padaku” ucap Dujun mengusap kepala Yuuki yang terdiam tanpa kata
“Baiklah aku sudah menyalakan pemanas dan sudah merapihkan tempat tidur,ada ayam panggang dikulkas kau bisa menghangatkan nya jika mau dan aku baru saja membuat kopi. Aku akan kerumah temanku ne? Kau tidak apa-apa kan?” ucap Dujun berjalan meninggalkan Yuuki yang tetap terdiam dan dengan cepat Yuuki mendorong Dujun membuat Dujun kehilangan keseimbangan nya dan terjatuh
“Aduh duh… waeyo Yuuki?” ucap Dujun namun ia terkejut melihat pemandangan Yuuki yang sekarang berada diatasnya memakai bajunya dan berjarak tidak jauh,Yuuki menatap lekat kearah Dujun
“Oppa… Aku…” ucap Yuuki mendekatkan diri pada Dujun

-

Minhyuk terbangun dari tidurnya dan menatapi yeoja disampingnya,ia berdiri dan berjalan menuju sofa yang tidak jauh dari sana. Ia meneguk minumannya dan berusaha tanpa bersuara,ia kembali mengingat hal yang membuat harinya benar-benar hancur! Tidak hanya tentang eommanya bahkan disekolahpun ia tidak bisa mengontrol emosinya atas apa yang ia dengar dan juga ia lihat

(Flash Back : 3 Hours Ago)
Minhyuk melihat Hyunseung yang tersenyum sedih meninggalkan ruangan OSIS bersama member lainnya,bahkan ia bisa melihat Yuuki yang berlari tak menentu setelah mencoba mengitip keruangan OSIS. Ada apa disana? Pikir Minhyuk hingga ia mendekati ruangan OSIS dan melihatnya,Minhyuk mendapati Shinhye yang mengelus pipi Junhyung dan melihat tatapan Junhyung pada Shinhye membuat Minhyuk mengepalkan tangan nya. Dan lagi ia makin emosi ketika ia mendengar pernyataan Junhyung,sesaat Minhyuk ingin masuk jawaban Shinhye membuat Minhyuk terhenti.
“Junhyung~ah mianhe,aku tidak bisa…” ucap Shinhye lirih
“Wa…waeyo? Karena Naeun kah? Aku sudah tidak bertunangan lagi dengannya..” ucap Junhyung menggenggam kedua tangan Shinhye,senyum Shinhye perlahan menjadi terlihat sedih dan itu menyakitkan untuk Junhyung
“Mianhe Junhyung~ah,aku benar-benar tidak bisa… Apakah aku alasan kau membatalkan tunanganmu? Aku tidak ingin dibenci Naeun karena hal ini,aku tidak tega padanya” ucap Shinhye mulai bergetar
“Apakah aku harus melanjutkan pertunangan itu walau aku tidak mempunyai perasaan padanya? Apakah akhirnya aku harus menikah dengan orang yang aku tidak sukai? Dan akhirnya pernikahan itu hanyalah pernikahan kosong tanpa cinta? Aku tidak ingin hidup bersama orang yang tidak aku sukai! Aku menyukaimu Park Shinhye… Sungguh-sungguh menyukaimu… waeyo? Kumohon… jangan tinggalkan aku…” ucap Junhyung membuat Shihye terdiam

Belum sampai Shinhye menjawab Minhyuk sudah meninggalkan tempatnya,ia merasa kesal dengan Junhyung namun ia lebih kesal pada dirinya sendiri karena pernah mencoba menyerang Shinhye. Kalau memang ia menyukai Shinhye harusnya ia menjaga Shinhye dan mencoba menyatakan perasaan nya secara jantan seperti Junhyung,yah walau ia kesal ia terkesima dengan keberanian Junhyung yang juga secara tegas memutuskan pertunangan nya. Tapi kalau mereka memang akan berpacaran akan kah berjalan lancar? Jelas seorang Son Naeun tidak akan pernah melepaskan siapapun yang mencoba mengganggu bahkan merebut Junhyung darinya,Minhyuk terhenti disamping motornya dan tertawa hambar sembari menutupi matanya.
Apakah Junhyung sanggup melindungi Shinhye yang akan menjadi bahan caci maki dari seluruh sekolah? Bahkan bisa saja Naeun mengeluarkan Shinhye dari sekolah dan membuat Shinhye sedih,apakah semua itu akan Minhyuk biarkan terjadi? Aniya! Dan Minhyuk yakin seorang Jung Taekwoon tidak akan tinggal diam,lalu apa yang bisa Minhyuk perbuat? Melindungi Shinhye setelah ia pernah ingin menyerang Shinhye? Mungkin Shinhye akan tetap menyapanya seperti biasa dan tidak memikirkan hal itu,tapi Minhyuk sangatnya merasa bersalah dan sangat hina. Didalam kebimbangan Minhyuk seseorang menghampirinya dan memeluknya,Minhyuk masih tetap menutup matanya dan terdiam.
“Minhyuk~ah mari kita pergi,kau tidak ada janji bukan? Aku bisa menjadi pelampiasanmu,gwenchana…” ucapnya lirih

(Flash back end)

Minhyuk kembali tertawa hambar memikirkan nya,bagaimana bisa ia mengaku masih menyukai Shinhye tapi ia masih berbuat bejat seperti ini? Setiap ia merasa sedih atau kesal ia pergi mempermainkan para yeoja yang mendekatinya,walau mereka yang dengan senang hati memberikan tubuh mereka tapi Minhyuk tetaplah merasa hina. Ia merasa tidak berbeda dengan eommanya yang sangat ia benci,ia terus memaki eommanya tapi ia seperti ini kembali. Semua karena Yong Yuuki yang sudah mempermainkan dirinya,Minhyuk tersadar dan terbangun dari duduknya ia melangkah menuju tempat tidur dan menatap yeoja yang masih tertidur disana dan mencoba membangunkan nya
“Pulanglah,aku akan memberikan uang taxi untukmu” ucap Minhyuk menyodorkan pakaian pada yeoja itu
“Tapi kau bukannya masih….”
“Diam! Kau tidak tahu apa-apa! Kau hanya pelampiasanku bukan? Pulanglah aku sudah tidak membutuhkanmu” ucap Minhyuk melemparkan sejumlah uang pada yeoja itu,yeoja itu memungutnya dan berjalan meninggalkan Minhyuk yang memunggunginya. Dari balik pintu yeoja itu terlihat terisak dan memeluk jaketnya,ia terisak pelan dan kembali memandang pintu yang telah ia tutup dengan amarah
“Mereka masih menyakitimu bukan? Gwenchana aku akan menghilangkan mereka yang menyakitimu,entah itu Park Shinhye ataupun Yong Yuuki. Seperti mainan mu yang lainnya,akan ku buat mereka mengerti bahwa kau milikku seorang…. Lee Minhyuk!”

Saturday, November 7, 2015

Preview : Trouble Maker 'When Twins Meet Trouble' (Almost)

Semua gara-gara orang itu semua berantakan! Dia bahkan merusak hubunganku bagaimana bisa dia?

"Kembalikan! Kau selalu saja dapat apa yang kau mau, kau juga ingin mengambilnya?"

"Kau kira aku sengaja? Dia yang datang kepadaku!"

"Kau gila? Dasar penggoda!"

"Aku mau hubungan kita putus ! Mulai hari ini juga!"

"Well kau berhasil memecahkannya..."

"Tenang saja aku selalu ada untukmu"



see you next time<3
xoxo

You Can Cry (FF) Eps.23

Suara burung menandakan hari sudah pagi,Yuuki hanya bisa menatap Junhyung yang tertidur lelap. Ia kembali memikirkan hal semalam membuat Yuuki membelai dahi Junhyung dan mengibaskan rambutnya kebelakang,Yuuki hanya tersenyum sedih menatap oppanya

“Oppa…. Kau sedang menghiraukan apalagi?” ucap Yuuki pelan dan kembali membelai dahi Junhyung,sesaat Yuuki melepaskan tangan nya dari dahi Junhyung seketika pula Junhyung menangkap tangan Yuuki dan membisikkan kata-kata yang membuat Yuuki terkejut dan menatap kaget kearah Junhyung yang masih terlelap

(Flashback)

Sepulang sekolahpun Junhyung bisa melihat Dujun terus menempel pada Shinhye,padahal yang ia maksud untuk ‘bertanggung jawab’ hanyalah permintaan maaf secara resmi saja bukan seperti yang Junhyung lihat sekarang. Junhyung hanya melihat dengan tatapan iri dan juga berbisik kecil memaki Dujun,ia masih sibuk memandangi mereka berdua hingga ia menerima sms dari seseorang yang membuatnya terbelalak. Saat Junhyung masih terpaku dengan isi sms itu seseorang melewatinya dan tersenyum

“Jangan bermain-main dengan Tuan Besar, Junhyung-ssi” ucap seorang namja melewati Junhyung dengan senyum kejinya membuat Junhyung buru-buru kembali ke mobilnya dan melempar handphone nya
“Sial! Aku tidak tahu kalau dia juga berpihak pada orang tua sialan itu! Aku tidak habis  pikir dia bisa begitu terang-terang an mengkhianatiku!” ucap Junhyung kesal dan memukul stirnya,Junhyung melajukan mobilnya dengan kencang hingga melewati Naeun yang menatapnya dengan aneh

Tidak lama dari sekolah Junhyung sudah memarkirkan mobilnya didepan rumah yang tampak megah (walau masih lebih megah rumahnya dan rumah Naeun), Junhyung tampak tergesa-gesa berlari memasuki rumah itu tanpa menekan bell atau memberi salam sampai ia menemukan seseorang yang ia tuju. Wanita yang terlihat sudah berumur itu hanya menunduk karena ia sudah menebak siapa yang berada didepan nya,Junhyung perlahan mengatur nafasnya dan berjalan pelan menghampirinya. Tapi yang membuat Junhyung kaget adalah wanita itu bersujud begitu Junhyung tidak jauh darinya,Junhyung hanya terdiam dan perlahan terdengar suara isak tangis wanita itu

“Junhyung~ah mianhe… jeongmal…. Mianhe…. Aku gagal… dia… tidak memberikan celah sedikitpun,mianhe Junhyung~ah” ucap wanita itu membuat Junhyung mendekat dan mengangkat wanita itu untuk tidak bersujud padanya lagi
“Sudahlah jangan menangis lagi ini bukan salahmu,sudahlah jangan begini” ucap Junhyung
“Tapi aku…. Tidak bisa mendapatkan apa yang kau mau,mianhe Junhyung~ah” ucap wanita itu masih berusaha untuk bersujud lagi didepan Junhyung
“Kumohon!! Berhentilah bersujud padaku! Aku bukan dia! Kau tidak perlu bersujud padaku” teriak Junhyung membuat wanita itu terdiam dan menatap kearah Junhyung,menatap tanda ia bersalah tatapan yang Junhyung sendiri tidak suka. Suasana menjadi hening dan dalam beberapa menit Junhyung duduk didepan wanita itu dan bersiap akan melontarkan beberapa pertanyaan tapi tidak jadi karena ia melihat wanita didepannya itu masih terlihat lemas karena menangis,Junhyung hanya bisa menunggu dan menatapnya saja

“Junhyung~ah kau ingin menanyakan sesuatu bukan? Tenang saja aku masih bisa menjawab,apapun itu yang aku ketahui” ucap wanita itu
“Kau…. Akan pergi bukan?” ucap Junhyung hati-hati membuat wanita itu terkejut dan tersenyum
“Kau akan pergi jauh lagi bukan? Jawablah….” Ucap Junhyung membuat wanita didepannya itu berdiri dan memeluknya
“Junhyung~ah walau sejauh apapun aku pergi… aku tidak akan melupakanmu,aku tidak akan meninggalkanmu terlalu lama.. pasti aku akan kembali lagi,pasti…” ucap wanita itu pelan sembari membelai kepala Junhyung yang mulai terisak
“Mianhe…. Mianhe… imo…” ucap Junhyung pelan
“Gwenchana,kau memang mirip eomma mu… Kata-katamu,sifatmu…. Kalau saja waktu itu aku bisa membawamu lari bersamaku…. Kalau saja saat itu aku dengan cepat menyadarinya…” ucap wanita itu dan tak lama kemudian muncul sekelompok pria dengan setelan hitam menyeret wanita didepan nya,wanita yang selama ini menyokong Junhyung dari belakang.. Adik dari ibu kandungnya diseret didepan matanya,walau Junhyung ingin melawan wanita itu hanya melarangnya dari jauh dan tersenyum dengan air matanya yang mengalir pelan. Sebelum mereka membawa wanita itu menghilang dari pandangan Junhyung ia membisikkan sesuatu yang membuat Junhyung ingin berteriak dan berlari mengejarnya,tapi tidak bisa karena beberapa pria itu menahan Junhyung dengan kuat.
“Junhyung~ah…. Jaga dirimu baik-baik” ucap wanita itu pelan dan kemudian menghilang dari pandangan Junhyung,Junhyung yang melihat hal itu hanya bisa terdiam dan melepaskan pegangan para pria itu
“Junhyung-ssi kau mau kemana? Tuan besar bilang….” Belum selesai pria itu bertanya Junhyung sudah memandangnya dengan tajam
“Itu bukan urusanmu!” ucap Junhyung dan seketika ia pergi dari sana

Disebuah restoran terlihat Mizuki , Hiro dan Appa makan dengan tenang tapi Hiro sempat beberapa kali menengok kearah appa dengan wajah khawatir. Entah kenapa wajah appa yang terlihat sekarang ini yang biasa appanya keluarkan saat bertengkar dengan Junhyung,itulah mengapa Hiro menatapnya khawatir dan appa menyadari hal itu

“Hiro? Waeyo? Kenapa kau terus menatap appa? Apa makanan mu tidak enak?” ucap appa tersenyum
“An…ani appa… makanan ini enak sekali,ke..kenapa kita tidak mengajak noona dan hyung? Kenapa kita hanya bertiga saja?” ucap Hiro membuat appanya membelai kepalanya
“Appa sudah mengajak noona dan hyungmu tapi mereka menolak undangan appa,mereka tidak sopan tidak seperti dirimu Hiro” ucap appa tersenyum hingga terdengar seseorang datang menghampirinya membuat Mizuki dan Hiro terkejut
“Kau sungguh telat Junhyung,apa kau tidak punya sopan santun lagi?” ucap appa dengan nadanya yang berubah drastis
“Apa maksudmu dengan mengusir imo dari korea hah? Kau bawa kemana imo?!” ucap Junhyung dengan tatapan marah pada appanya
“Mengusir? Imo-mu itu memang bukan warga negara korea,apa aku salah? Aku memberinya tiket untuk pulang ketempatnya,lebih baik kau duduk dan kecilkan suaramu itu. Kau membuatku malu saja!” ucap appa
“Ani! Biar mereka tahu seberapa kotornya dirimu! Berani sekali kau menendang imo dari korea,dia adalah adik dari istrimu! Apa yang ada dipikiran mu hanya wanita murahan itu dan anak haram mu hah? Apa kau pernah memikirkan anak-anakmu yang lainnya?!” teriak Junhyung membuat appa berdiri dan seketika tamparan appa mendarat dipipi Junhyung
“Apa selama ini aku mendidikmu kau tidak mendengarkan? Aku tidak mendidikmu menjadi orang yang tidak mempunyai sopan santun seperti ini! Kau menyebut Mizuki wanita murahan? Dia eomma mu sekarang dan asal kau tahu hanya Hiro lah keturunan murniku,kau dan ibumu sama saja tidak bergunanya!” ucap appa
“Appa… kumohon hentikan…” ucap Mizuki, appa hanya membasuh mulutnya dengan saputangan nya dan menarik Hiro
“Aku sudah tidak bernafsu lagi,mari pulang Hiro,Mizuki” ucap appa
“Ta…tapi Junhyung…?” ucap Mizuki menatap kearah Junhyung namun Junhyung hanya tertunduk dan Mizuki tidak bisa melawan kehendak appa,Junhyung yang ditinggalkan dan dilihat oleh banyak pengunjung hanya bisa duduk dan tersenyum pahit
“Keturunan murni? Hanya Hiro? Aku dan eomma sama-sama tidak berguna? Kau bercanda?” batin Junhyung dan kemudian ia tertawa pelan dan memegang dahinya
“Aku muak dengan semua ini” ucap Junhyung pelan dan meninggalkan restoran

(Flashback End)

-

Sebuah kursi kosong begitu saja menarik perhatian Shinhye,entah kenapa walau kursi itu kosong setidak nya ia memberi kabar pada salah satu anggota apa alasan nya. Para anggota mengatakan bahwa itu tidak mungkin tidak masuk tanpa ada alasan karena ia mencintai sekolah ini,tapi Shinhye hanya menatap pilu kursi kosong itu.

“Kemana dia? Apa dia sakit? Apa dia ada urusan kembali?” batin Shinhye pelan

Shinhye terus menatap kearah kursi Junhyung hingga ia tidak menyadari bahwa para anggota telah meninggalkannya,tapi tidak dengan salah seorang yang berdiri diambang pintu tersenyum lebar kepada Shinhye. Ia tetap terdiam ditempatnya hingga Shinhye menghampirinya,dengan wajah yang bisa ia tebak. Benar! Wajah khawatir, perlahan Shinhye mendekatinya dengan wajah bingung bercampur khawatir yang entah kenapa masih terlihat imut. Tapi Shinhye bingung dengan namja didepannya yang ia rasa berubah pesat (walau memang mereka tidak banyak bicara seminggu sebelumnya),tapi itu bukan dirinya yang biasa.

“Waeyo? Apa yang ingin kau tanyakan?” ucapnya santai
“Gwenchanayo….? Minhyuk-ya?” ucap Shinhye pelan namun anehnya Minhyuk membalasnya dengan senyuman
“Gwenchana,kau tidak rindu padaku? Aku kesepian Shinhye~ah” ucap Minhyuk namun yang tidak disangka olehnya adalah Shinhye yang dengan cepat memeluknya,seketika Minhyuk salah tingkah tapi ia berusaha untuk tenang
“Shinhye-ya kau ingin menemaniku sepanjang pelajara….” Belum selesai Minhyuk berbicara , Shinhye yang memotong omongan Minhyuk membuatnya tercekat
“Mianhe Minhyuk-ya aku tidak cepat menyadarinya,kau kesepian ne? Kau boleh bersandar padaku,berceritapun akan kudengarkan… Kau tidak usah sungkan padaku,Minhyuk-ya” ucap Shinhye membelai punggung Minhyuk membuat Minhyuk lemah,tapi tanpa perintahnya badan Minhyuk bergerak dengan sendirinya. Dengan cepat ia menarik Shinhye ke pojok ruangan dan menutup ruang OSIS
“Jinjjayo? Kau akan menemaniku? Aku kesepian dan butuh kehangatan saat ini,apa kau akan memberikannya padaku?” ucap Minhyuk dengan senyumnya yang tidak biasa,dalam hatinya Minhyuk ingin berteriak agar dirinya sadar dan melepaskan Shinhye tapi….
“Ne… aku akan menemanimu,kau tidak sendirian Minhyuk-ya. Apa masalahmu begitu besar hingga kau bersikap aneh?” ucap Shinhye membelai pipi Minhyuk membuat Minhyuk terkejut dan terdiam,tidak lama kemudian ia melepaskan Shinhye dan berjalan meninggalkannya
“Minhyuk-ya..” ucap Shinhye bingung
“Pabo! Tadi itu aku berniat menyerang mu,aku berniat memaksamu untuk melakukan hal yang tidak baik. Apa kau tidak sadar juga? Entah kenapa aku tidak mood melakukannya padamu,lebih baik kau cepat ke kelasmu Shinhye-ya” ucap Minhyuk tanpa menengok kepada Shinhye membuat Shinhye makin bingung
“Gomawo” bisik Minhyuk pelan lalu beranjak kembali,kata-katanya yang terdengar lembut membuat Shinhye tersenyum dan beranjak kekelasnya. Ia merasa lega karena Minhyuk tetaplah Minhyuk apa adanya

Shinhye berjalan perlahan menuju kelasnya namun ia sempat menyadari saat Shinhye sedang berbicara dengan Minhyuk ada seseorang yang mengamati mereka,entah siapa itu tapi Shinhye hanya bisa terdiam dan menghela nafas. Dilain arah Minhyuk hanya bisa berjalan tanpa arah dan memikirkan hal tadi,anggapan yang diluar pikiran Minhyuk. Bagaimana bisa ada seorang yeoja seperti Shinhye? Ia tetap memikirkan perasaan seseorang dari pada apa yang terlihat didepannya,entah kenapa seketika hati Minhyuk terasa hangat hingga ia melihat seseorang didepannya

“Mwoya? Akukan sudah bilang kalau aku tidak mengistimewakan siapapun” ucap Minhyuk namun yeoja didepannya tetap terdiam dan mengangguk pelan
“Lalu apa maumu?” ucap Minhyuk tapi yeoja itu tetap terdiam dan menyodorkan tangan pada Minhyuk,Minhyuk hanya bisa menyambut tangan itu dan yeoja itu berjalan menarik tangan Minhyuk

Seperti yang terlihat mereka memasuki UKS,Minhyuk yang mengetahui itu hanya menghela nafas dan memandang yeoja didepannya yang telah berhenti. Tidak bergeming dan tidak bersuara membuat Minhyuk melepaskan pegangan nya dan berjalan menuju kasur UKS dan duduk dengan santainya,Minhyuk masih menatap yeoja itu yang tetap terdiam dan tidak bergeming dari tempatnya. Untuk kedua kalinya Minhyuk menghela nafas dan memainkan kakinya,hingga sepertinya Minhyuk sudah memutuskan sesuatu dan menepuk tempat disampingnya membuat yeoja didepannya itu menghampirinya dan duduk disampingnya.

“Apa kau yakin? Kau terlihat tidak menginginkannya” ucap Minhyuk dan yeoja itu tetap terdiam membuat batas kesabaran Minhyuk habis
“Sudahlah aku keluar” ucap Minhyuk berdiri namun seketika yeoja itu menarik ujung jas Minhyuk membuat Minhyuk tersenyum dan terduduk kembali
“Jika kau menuruti apa kataku dan mengikuti peraturanku kau akan kusayang,walau kau tidak akan berbeda dengan yang lainnya… Tapi kau akan ku berikan pelayanan khusus,kau ingin melakukannya?” ucap Minhyuk dan akhirnya yeoja itu mengangguk membuat Minhyuk tersenyum
“Anak pintar…” ucap Minhyuk mendorong yeoja itu,tapi ditengah kejadian itu Minhyuk teringat kembali wajah Shinhye dan seketika ia mendorong yeoja itu menjauh. Kaget dengan reaksi Minhyuk yeoja itu tetap berusaha mendekap Minhyuk tapi Minhyuk menjauh
“Hari ini aku sedang tidak mood,lain kali saja… Jihna” ucap Minhyuk beranjak dari tempatnya

-

Yuuki berjalan pelan melewati kelas sembari memikirkan hari sebelum itu,kata-kata Junhyung yang terus bergema dikepalanya membuatnya makin tidak enak. Yuuki tidak dapat menyembunyikan hal itu pada Junhyung terlalu lama tapi disaat ia sedang banyak masalah seperti ini Yuuki tidak bisa menambahkan beban oppanya dengan memberitahukan rahasianya,dengan mempertimbangkan semua yang ada Yuuki hanya bisa menghela nafas. Namun langkahnya terhenti karena ia melihat seseorang yang ia kenal keluar dari tempat yang membuat semua orang berpikir pada satu kejadian jika mereka keluar dari sana,tapi Yuuki tetap terdiam hingga orang yang ia tatap menyadari Yuuki yang telah menatapnya dengan tatapan bingung. Yuuki menghampirinya perlahan seperti takut orang itu lari,ia terdiam didepannya dan hanya menatap bingung sedangkan orang didepannya perlahan membenarkan jasnya dan menatap Yuuki biasa.

“Mwoya Yuuki? Kau seperti sedang melihat apa saja” ucap Jihna tersenyum
“Kau… dengan siapa….?” ucap Yuuki perlahan dan Jihna hanya bisa menatapnya nanar
“Dengan siapa kau disana,Jihna..?”

-

Disana jauh dari Korea seorang namja dengan jas hitam nya itu keluar dari ruangan dan memperlonggar dasinya,ia mengutak-atik handphone nya seperti sedang menanti sesuatu tapi ia tidak menemukannya. Ia menghela nafas dan menatap layar handphonenya sebentar,lalu ia memasukkan kembali handphonenya dalam saku jasnya.
“Sedang apa kau Shinhye?” batin nya pelan

Seketika seseorang keluar dari ruangan membuatnya kaget dan reflek membungkuk tanda memberi hormat,orang itu adalah Kepala yayasan keluarga Jung. Perlahan ia memberi tanda untuk Leo berhenti membungkuk dan mengikutinya kesebuah ruangan,Leo hanya bisa pasrah mengikutinya hingga haraboejinya duduk dan menatap Leo dengan tatapan yang Leo tidak pernah mengerti.

“Leo… Kau anak yang baik dan pintar,aku bahkan tidak segan lagi untuk mewariskan perusahaanku padamu. Tapi sepertinya ada yang mengganggu kinerjamu akhir-akhir ini , ada apa Leo?” ucap nya pelan membuat Leo tersentak kecil dan memikirkan seseorang yang mungkin dimaksudkan oleh haraboejinya
“Tidak ada yang perlu kau risaukan Kepala yayasan,saya akan memperbaikinya” ucap Leo membuat haraboeji tertawa kecil
“Kau memang mirip dengan appa mu , penurut tegas dan juga jenius. Dengan cepat memperbaiki kesalahan,baiklah kalau begitu kau boleh kembali keruanganmu Leo” ucap haraboeji , Leo hanya mengangguk dan beranjak dari tempatnya tapi sebelum Leo menutup pintu haraboeji berkata
“Aku percayakan padamu,aku yakin kau berbeda dengan ‘dirinya’ . Kau cucuku satu-satunya jangan mengecewakan aku… Taekwoon” ucap haraboeji yang berakhir dengan Leo menutup pintu tanpa menjawab

“Lucu sekali dirinya,ia memang tidak bisa berbohong seperti eommanya” ucap haraboeji pelan sembari melempar beberapa foto keatas mejanya
“Yoon Gi , Jeon Gi , tolong selidiki asal usul yeoja difoto ini, segera” ucap haraboeji pada kedua namja dengan setelan hitam-hitam yang kemudian beranjak dari hadapannya

“Tenanglah Taehee aku tidak akan membiarkan Taekwoon terjatuh dilubang yang sama seperti ayahnya yang tidak bertanggung jawab itu,kau hanya perlu berdoa dan berbahagia Taehee..” ucap haraboeji menatap foto dimejanya dan tersenyum kecil

Wednesday, November 4, 2015

Promotions

Hello everyone<3 B2utydeul - B2stlydeul 

Aku punya blog baru yang kupersembahkan untuk fandomku yang lain,walau yah belum ku post FFnya...

Tujuan aku buat?
Karena blog ini udah terlanjur buat Main Cast Beast / Beast Line , jadi aku kasih kesempatan buat fandom kesukaan ku yang lain di tempat lain aja hehehe

Untuk blog yang baru aku sengaja gabungin karena 1 blog aja udah susah gimana banyak? hehehehe tapi aku berusaha untuk kedua blog ku ini

Buat fandom di blog sebelah adalah : BTS - VIXX - Teen Top dkk :)

Silahkan ditengok kalau mau,tapi aku belum post apa-apa. Untuk pemberitahuan nya bisa dilihat di sini atau bahkan bisa di fb asli ku  www.facebook.com/mouvle669/ (kalo belum ada bisa di add yah)


here there are my 2nd blog : meganekofanfict.blogspot.com

xoxo

JSha~

Wednesday, October 7, 2015

You Can Cry (FF) Eps.22

Para murid mulai berkerumunan dan berdesak-desakan saling mendorong satu sama lain agar mendapat kesempatan mengintip,mereka mengintip kearah ruangan UKS dimana Yong Junhyung membawa anak baru yang terlihat pingsan Park Shinhye. Mereka heran dan penasaran apa yang terjadi disana sampai terdengar suara seseorang berdeham membuat mereka menengok dan kaget

“Apa yang kalian lakukan disini? Bukankah waktu istirahat tinggal sebentar lagi?” ucap Hyunseung
“A…anu… mi…mianhe wakil ketua” ucap seorang siswa dan melarikan diri bersama teman-teman lainnya membuat Hyunseung hanya bisa menghela nafas melihatnya
“Junhyung~ah memang bisa saja dengan cepat menarik banyak perhatian,Hyunseung~ah cepatlah masuk” ucap Yoseob tapi Hyunseung menatap kearah Dujun yang sedari tadi pucat
“Arraseo kajja” ucap Hyunseung membuka pintu UKS dan dapat melihat Shinhye yang terbaring dan Junhyung yang duduk tepat disamping nya sudah melipat tangannya didepan dada tanda menunggu kedatangan mereka,Dujun yang melihat itu langsung bergegas kearah Shinhye
“Dujun~ah kau berhutang penjelasan padaku” ucap Junhyung membuat Dujun hanya menatap nanar kearah Shinhye
“Aku… sudah mengatakan hal yang tidak seharusnya aku katakan” ucap Dujun masih belum jelas buat Junhyung tapi dia menanti Dujun membuka mulutnya kembali
“Dia…. Dan aku memang sudah dekat dari awal SMP,aku tahu saat ia kehilangan ayahnya… Akulah yang berusaha keras menghiburnya agar ia tidak mengingatnya lagi,setelah 4 tahun lamanya akulah juga yang membuatnya mengingatnya” ucap Dujun pelan membuat Junhyung menatapnya tajam
“Apa kehilangannya itu tidak wajar?” ucap Junhyung membuat para ketiga anggota OSIS mendekatinya dengan cepat
“Junhyung~ah tidak sopan menanyai seperti itu,kalau Shinhye-ya dengar ia bisa sedih” bisik Gikwang
“Betul Junhyung~ah kau memang tidak bisa tidak membuat yeoja menangis ne?” ucap Yoseob dan Hyunseung hanya menepuk bahu Junhyung,melihat hal itu Dujun hanya menghela nafas
“Ne” ucap Dujun membuat Junhyung dan lainnya terkejut,Dujun menceritakan kejadian 4 tahun yang lalu dan dampak hal itu pada Shinhye membuat Junhyung berdiri dengan cepat dan menarik kerah Dujun
“Yoon Dujun ini semua tanggung jawabmu! Kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan” ucap Junhyung,Dujun hanya menatap Shinhye dengan nanar
“Keureom… aku juga tidak ada alasan untuk meninggalkannya sendirian” ucap Dujun dengan senyum sedihnya,Junhyung baru tersadar ia menggali kuburannya sendiri hingga ia melepaskan Dujun dan berjalan keluar
“Hyunseung~ah,Yoseobbie,Gikwangie tolong jaga Shinhye,jika dia sudah terbangun katakan agar lebih baik ia pulang. Antarkan bila perlu” ucap Junhyung dan dibalas anggukkan mereka bertiga,Junhyung melangkah keluar UKS dan mendapati Leo sudah menunggu didepan UKS sembari menyenderkan badan nya pada tembok dan melipat tangannya.
“Kau memang bodoh Yong Junhyung,kau membuat Shinhye lebih tersiksa lagi bahkan kau bisa saja membuat Shinhye makin mencintai Yoon Dujun. Apakah ini yang kau mau?” ucap Leo tanpa memandang Junhyung membuat Junhyung geram,ia tidak membalas dan langsung melewati Leo begitu saja

-

Ruangan terasa kosong tanpa siapapun hanya ada Shinhye yang terbaring ditempat tidur dan Dujun yang duduk tidak jauh darinya,ia hanya memandang nanar kearah Shinhye dan terus membisikkan kata maaf. Mengingat sebelumnya setelah para anggota OSIS lainnya izin untuk kembali kekelas dan akan kembali ke UKS saat jam pulang sekolah,Dujun mengingat Minhyuk yang memasuki UKS dan menatapnya tajam dan lebih menyakitkannya lagi Yuuki bersamanya.
Tapi Dujun menepis hal itu jauh-jauh karena ia harus bertanggung jawab dulu atas yeoja didepannya,ialah yang menyebabkan yeoja didepannya kembali mengingat hal yang ia pernah coba hapus. Ditengah lamunan Dujun terdengar seseorang membuka pintu UKS tapi Dujun tetap tidak peduli hingga seseorang memeluknya,Dujun tetap tidak peduli walau seseorang yang memeluknya itu duduk dipahanya dan bergelayut mesra di leher Dujun.

“Kau marah padaku oppa? Mianheee~ oppa … bogoshipoyoo” ucapnya manja tapi Dujun tidak menggubrisnya hingga ia berdiri dan menatap Dujun kesal,ia mencium Dujun dan Dujun tetap terdiam
“Oppa! Kau kenapa sih? Aku kan sudah minta maaf,kan aku sudah bilang kalau itu hanya sebagian dari rencana kita… Kau masih ingat bukan?” ucapnya kesal
“Ne” ucap Dujun pelan membuat orang didepannya itu kesal,seketika Dujun yang terdiam tersentak dan bangun dari duduknya
“Cepat keluar dari sini,PALLI!” ucap Dujun mendorongnya keluar
“Aish oppa! Tapi kau nanti akan pulang denganku kan?” ucap nya
“Sudahlah cepat keluar!” teriak Dujun hingga ia berhasil mengusirnya keluar dari UKS,alasan Dujun mengusirnya adalah Shinhye yang siuman. Dujun mengembangkan senyumannya dan kembali kearah Shinhye,ia duduk disamping Shinhye dan terlihat membelai kepala Shinhye itulah yang dilihat oleh Minhyuk

Perlahan Minhyuk berjalan meninggalkan UKS dan mengeluarkan handphonenya membaca nya dan kemudian memasukkan kembali handphonenya,ia berjalan perlahan sembari menatap kearah ruangan OSIS dan juga lapangan dan ia bisa mengiranya kedua orang yang ia benci masih disana

“Minhyuk sunbae” ucap seorang siswi menghampiri Minhyuk dengan manja
“Annyeong Yoonha, kau boleh memilih tempatnya” ucap Minhyuk merangkul bahu yeoja itu
“Hmm orang tuaku tidak akan pulang sementara ini,bagaimana?” ucap Yoonha
“Arraseo mari kerumahmu sekarang” ucap Minhyuk berjalan kearah tempat parkir sampai seseorang menghadangnya
“Minhyukkie apa-apaan ini? Kenapa yeoja itu dekat-dekat denganmu? Minggir!” ucap Yuuki mendorong Yoonha dengan kasarnya
“Kenapa kau mendorongnya? Yoonha-ya” ucap Minhyuk menarik Yoonha kembali kepelukkannya
“Minhyukkie kau bilang kau hanya akan melihatku…” ucap Yuuki
“Sejak kapan aku bilang begitu? Kita melakukannya juga karena kau yang menghampiriku,dan lagi kau tidak bilang apa-apa. Berarti kau menjadi salah satu mainanku bukan?” ucap Minhyuk sinis membuat Yuuki tersentak dan terdiam
“Sudah ne? Lain kali saja mainnya aku sudah berjanji pada Yoonha untuk bermain dengannya hari ini,lain kali bilang pada ku dulu agar aku kosongkan jadwalku untukmu. Yong Yuuki” ucap Minhyuk meninggalkan Yuuki yang terpatung dengan Leo yang menatapnya dari jauh

-

Untuk kali ini mungkin suatu keajaiban bahwa Leo bisa menahan rasa kesal dan juga rasa penasaran dikepalanya begitu juga dengan Junhyung,walau Shinhye tetap berbicara dengan Leo , makan siang dengan Leo dan tetap menjalani kegiatan OSIS tapi tetap saja dimanapun itu Dujun selalu berada tidak jauh dari Shinhye.Padahal Junhyung dan Leo sudah yakin bahwa Shinhye tidak apa-apa tapi entah kenapa ia seperti tidak bisa jauh dari Dujun,walau Leo hampir melewati batasnya ia tetap terdiam karena melihat wajah Shinhye. Tanpa disadari satu minggu berlalu bahkan Junhyung tidak begitu menggubris Naeun , Mizuki (eomma tirinya) bahkan appanya dan lagi ia merasakan perasaan yang makin menguat pada Shinhye hingga ia tidak begitu memperdulikan Yuuki seperti sebelumnya.

“Oppa? Kau mau makan malam bersama ku hari ini? Aboeji akan datang hari ini dia ingin bertemu denganmu” ucap Naeun
“Bukankah kita sudah membicarakan tentang pembatalan pertunangan kita?” ucap Junhyung datar membuat Naeun mengigit bibirnya sejenak dan tersenyum kembali
“Dia hanya ingin bertemu mu bukan sebagai tunanganku,tapi sebagai temanku yang sudah ia anggap seperti anaknya” ucap Naeun
“Arraseo,beritahukan nanti jam dan tempatnya. Aku harus pergi” ucap Junhyung meninggalkan Naeun

Naeun menatap punggung Junhyung nanar hingga merasa kesal dan marah karena ia tahu bahwa penyebab Junhyung berubah adalah Shinhye,Naeun sering memergoki Junhyung menatap kearah Shinhye dengan tatapan berbeda. Tidak hanya Junhyung bahkan Leo pun begitu,tapi kemana perginya Minhyuk? Bukankah ia juga mengincar Shinhye? Naeun yang sejenak bingung hanya bisa berjalan pelan kearah kelasnya sampai ia mendengar suara dari ruang perpustakaan,awalnya Naeun tidak memperdulikannya sampai ia mendengar nama seseorang disebut. Dengan cepat ia mencari asal suara itu dan melihat apa yang terjadi,ia hanya bisa tersenyum licik dan meninggalkan tempat itu

-

Pukul 19:00 KST disebuah restoran didaerah Busan seorang namja terlihat duduk sendiri dan memandang keluar jendela,ia terlihat sendiri tapi ia sesekali menatap kearah jam tangan nya. Sampai datanglah seorang lelaki berumur dengan seorang yeoja yang terlihat senang melihat namja yang ada didepan nya,namja itu bangun dari duduknya dan membungkuk hormat pada lelaki berumur itu hingga ia mempersilahkan duduk

“Aigoo Junhyung~ah kau sudah dewasa sekali,wajah tampan mu tidak pernah berubah” ucap lelaki berumur itu
“Kamsahamida aboeji,sudah lama tidak bertemu dengan anda. Apa tidak apa-apa? Aboeji tidak capai?” ucap Junhyung santun
“Capai? Untuk bertemu denganmu tentu saja tidak,maafkanlah anak ku yang selalu merepotkanmu ini” ucap mr Son menepuk pelan kepala Naeun
“Aboeji…..” ucap Naeun pelan
“Aniya aboeji Naeun tidak merepotkanku sama sekali” ucap Junhyung tersenyum
“Syukurlah kalau begitu,kau tidak membencinya ne? Tetaplah bersama” ucap mr Son yang hanya dibalas senyuman Junhyung
“Aku ada telfon silahkan kalian duluan” ucap mr Son beranjak dari tempat nya dan meninggalkan mereka berdua,setelah mr Son menjauh Junhyung menatap kearah Naeun
“Apa maksud aboeji mu tadi? Bukankah kita sudah membatalkan pertunangan kita? Apa kau tidak bicara padanya?” ucap Junhyung pelan
“Aigoo oppa kau sendiri membatalkannya tanpa mengatakan apapun pada appamu,buat apa aku berbicara pada aboeji… Lagipula kalau pun aku beritahu dia tidak akan peduli” ucap Naeun pelan membuat Junhyung menghela nafas dan memegang dahinya dengan kedua tangannya
“Shinhye,sedang apa kau? Apa kau masih bersama Dujun~ah?” batin Junhyung

“Hattchhiii” bersin Shinhye,ia hanya merasa bingung mengelap wajahnya
“Kau kenapa Shinhye-ya? Kau flu? Kau tidak pakai jaket yang tebal ne?” ucap Dujun masih sibuk dengan masakannya
“Ani Dujunie hanya saja sepertinya ada yang membicarakanku” ucap Shinhye dan seketika bayangan Junhyung muncul didalam pikiran Shinhye namun hanya dibalas tatapan nanar Dujun
“Mungkin….. hanya pemikiranku saja” ucap Shinhye membuat Dujun menggelengkan kepalanya pelan
“Dujun~ah dagingnya sudah ku potongkan” ucap eomma Shinye
“Aigooo eomoni kau tidak perlu repot-repot” ucap Dujun menghampirinya dan mengambil piring yang penuh dengan daging,eommanya hanya tersenyum dan kemudian memandang kearah Shinhye, bingung
“Shinhye-ya? Gwenchana?” ucap eomma
“Gwen…gwenchana eomma,aku masuk sebentar ne?” ucap Shinhye lalu beranjak dari tempatnya
“Entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa aneh,kenapa aku terus memikirkan Junhyung? Mungkin aku sudah gila…” batin Shinhye , tiba-tiba handphonenya bergetar

From  : Leo
Re      : Shinhye-ya

Bisa kah kau keluar sebentar?

Dengan cepat Shinhye menutup mail itu dan beranjak keluar,ia mendapati seorang namja dengan jaketnya yang berwarna abu-abu sedang menyenderkan tubuhnya ditiang lampu. Shinhye yang melihatnya hanya bisa mendekat dengan perasaan bingung,kenapa Leo ada disana? Kenapa Leo tidak masuk? Dan lagi…. Belum sempat Shinhye berpikir Leo sudah menghampirinya

“Kenapa kau memakai baju tipis begitu?” ucap Leo membuat Shinhye tersadar,saat didalam rumah ia sempat melepaskan jaketnya dan ia lupa memakainya lagi
“A….ah… ini? Aku lupa aku melepaskan jaketku didal….. Hattchhiii…. Di…didalam,aku akan mengambilnya sebentar” ucap Shinhye,sebelum ia beranjak dari tempatnya Leo membuka jaketnya dan meletakkan nya pada bahu Shinhye
“Pakai itu saja” ucap Leo
“Ta…tapi… kau bagaimana?” ucap Shinhye
“Lagipula aku akan pergi,gwenchana” ucap Leo
“Ehhhh???? Pergi? Maksudmu pulang? Tapi kenapa kau…..” ucap Shinhye khawatir tapi Leo tidak menjawabnya
“Eodiga? Kenapa kau tidak masuk dulu? Kita sedang membuat daging panggang” ucap Shinhye,Leo hanya menatapnya membuat Shinhye menyerah untuk menyakinkan nya
“Aku akan pergi sementara waktu,jadi…. Jaga dirimu” ucap Leo dan hanya dibalas tatapan Shinhye, bingung
“Berapa lama? Kau akan kemana Leo-ya?” ucap Shinhye tapi Leo hanya menatap kearah lain
“Te…Tenang aku akan menjaga diriku sendiri,aku kuat!” ucap Shinhye memukul pelan dadanya membuat Leo tersenyum kecil
“Ne,lagipula…..” ucap Leo terhenti
“Lagipula apa? Leo-ya?” ucap Shinhye
“Gwenchana,masuklah. Aku pergi” ucap Leo meninggalkan Shinhye dengan wajah bingungnya
“Lalu buat apa dia kesini? Hanya untuk mengatakan itu? Padahal ia bisa mengirimiku email saja” ucap Shinhye bingung menatap punggung Leo,saat Shinhye ingin beranjak dari tempatnya ia menghentikan langkahnya dan menatap punggung Leo kembali hingga menghilang dari pandangannya
“Leo-ya….” Ucap Shinhye pelan
Disisi lain Dujun memandang kearah Shinhye dan Leo dengan tatapan yang tidak biasa,ia mengeluarkan handphone nya dan mengetik sesuatu hingga ia beranjak kembali. Shinhye hanya bisa menghela nafas dan duduk bersenderkan tembok rumahnya,ia merasa aneh dengan dirinya akhir-akhir ini ia merasa aneh karena terus memikirkan Junhyung dan entah sejak kapan hal itu berlangsung. Memang hampir seminggu mereka tidak mengobrol diluar kegiatan OSIS,bahkan ia menyadari Junhyung memandanginya.

“Aigoo…. Wae? Kenapa kau berdetak begitu kencang? Ya! Wae???” ucap Shinhye pelan memegangi dada sebelah kirinya dan detak jantung nya semakin kencang
“Ya! Kau bisa membuatku mati! Pelankan! Mana mungkin aku suka pada Jun…..” belum selesai ucapan Shinhye ia terkejut dengan kata-katanya sendiri dan memukul kepalanyaa
“Andwaeeeeeeeeeeeeeee! Shinhye-ya! Park Shinhye! Dia namja yang sudah mempunyai yeojachingu,ani… Tunangan! Dan… dan lagi dia adalah seorang chaebol! Apa kau sudah gila Park Shinhye?! AISHHHHHH!” ucap Shinhye berhenti dan terbayang wajah Junhyung membuat Shinhye kembali memukul kepalanya sendiri karena detak jantungnya kembali berdetak kencang
“Pabo pabo pabo pabo!!!! Kubilang berhenti!! A… ani… maksudku…. Perlahan… kumohon…” ucap Shinhye linglung
“Mwoya? Apanya yang perlahan?” ucap eomma mengagetkan Shinhye
“Aishhh eomma! Ani… bukan apa-apa,kajja kita kembali masuk” ucap Shinhye bangun dari duduknya
“Ehhhh? Jinjjayo? Apakah ini tentang namja yang membawa motor itu? Atau namja yang kita temui didepan restoran? Aigooo Shinhye-ya kau memang cantik karena kau anakku tapi kau tidak boleh memacari dua-duanya loh,kau harus memilih salah satunya” goda eomma membuat Shinhye kesal
“Aishhhhh! Sudahlah aku akan masuk!” ucap Shinhye kesal dengan eomma nya yang menyusul dibelakangnya dengan wajah menahan ketawa

BRAAAKK!!! Suara kencang membuat Yuuki terkejut membuatnya berlari kencang kearah asal suara itu,dan ia mendapati seorang namja dengan dasi nya yang longgar dan jasnya yang berantakan. Ia terduduk didepan pintu dan bergumam pelan membuat Yuuki menghela nafas dan menghampirinya,ia berusaha mengangkatnya namun gagal dan Yuuki terjatuh. Ia mencoba lagi dan berhasil berdiri namun ia hanya menatapi wajah Yuuki membuat Yuuki bingung

“Waeyo? Kenapa kau berwajah seperti itu? Aku ini oppamu….” Ucap Junhyung tidak karuan
“Oppa berapa banyak kau minum hah? Kau sangat bau alcohol” ucap Yuuki masih berusaha memapah Junhyung
“Hanya sedikit… hanya sedikit…. Ya Yong Yuuki! Ani….. Amamiya Yuuki… kau sungguh mirip dengan okaasan,tapi kau juga mirip dengan wanita itu…. Hik…. Yah memang wanita itu adalah…. Adik dari ibumu” ucap Junhyung
“Aigoo oppa sudahlah jangan berbicara,kau mulai ngelatur” ucap Yuuki perlahan masih berusaha sampai Junhyung membuat mereka jatuh
“A...aw… Oppa kumohon bantu aku,aku tidak bisa memapahmu sendirian! Jangan seperti anak kecil” ucap Yuuki
“Wae? Memang… kemana appa sialan itu dan keluarga ‘bahagia’-nya? Kemana….. Satsuki dan Natsuki?” ucap Junhyung
“Appa , eomma dan Hiro sedang makan bersama klien appa,Satsuki dan Natsuki tidak pulang sementara karena tour sekolahnya… jadi… Bagunlah oppa!” ucap Yuuki berusaha bangun tapi Junhyung menarik Yuuki kepelukkan nya
“Jadi… hanya kita…. Berdua…. Dirumah ini?” ucap Junhyung dan hanya dibalas anggukkan oleh Yuuki yang masih berusaha lepas dari pelukkan Junhyung,tiba-tiba Junhyung menciumnya. Sekuat tenaga Yuuki meronta hingga lepas dan menampar Junhyung
“Hentikan oppa! Aku… bukan wanita itu!” ucap Yuuki
“Tapi kau mirip dengan nya… dengan wanita… Hik…. Yang sudah merebut hatiku…. Dan kemudian…. Pranggggg…. Memecahkan hatiku” ucap Junhyung melantur membuat Yuuki masih kuat meronta
“Yuuki~ah… Cuma sebentar,kumohon….Hik…. hanya kau yang aku percaya… Hik… aku tidak ingin melibatkan Natsuki…. Dan Satsuki… pada kekotoran keluarga ini…. Jadi…. Hibur aku sebentar….” Ucap Junhyung memeluk Yuuki kembali dan Yuuki hanya bisa menghela nafas

“Arraseo…”

Thursday, September 10, 2015

You Can Cry (FF) Eps.21

“Sial! Yong Junhyung sial! Dia memukulku dengan kencang dan menuduhku didepan Shinhye tanpa bukti, aishhh! Kalau saja dia bukan saudara dari temanku pasti dia sudah….” Minhyuk terdiam sejenak setelah berkata diluar kendalinya, teman? Apa Yuuki yang sekarang masih bisa ia anggap teman? Minhyuk tersadar dari lamunan nya ketika mendengar suara seseorang membuka pintu,hingga ia mengetahui orang yang berada diambang pintu
“Mau apa kau?” ucap Minhyuk dingin
“Aku tau siapa sebenarnya yang menyerang Shinhye”
“Nugu?”
“Dia….”

Tanpa sadar Minhyuk berlari keluar dari ruangan dan berlari kencang sampai melewati Hyunseung,Yoseob dan juga Gikwang dengan acuh,sikap Minhyuk barusan membuat Yoseob curiga. Dengan cepat Hyunseung, Yoseob dan Gikwang mengikuti langkah Minhyuk, mereka bertiga bertemu dengan Shinhye dan Leo yang kebetulan ingin pergi menuju kantin itu pun mengikuti langkah Hyunseung dan lainnya (sebenarnya Leo tidak mau tapi ia hanya mengikuti langkah Shinhye). Tidak lama setelah itu (Shinhye tidak bisa mengejar kecepatan 4 namja didepannya sedangkan Leo memang tidak niat mengetahui hal itu) terdengar beberapa siswi berteriak dan Shinhye sudah melihat Minhyuk yang mendorong dan mengangkat kerah seseorang yaitu…. Dujun

“Apa mau mu hah? Kau yang melakukannya dan kau menumpahkan semuanya padaku? Kau ini memang muka dua ne? Dasar sial!” ucap Minhyuk seraya ingin memukul Dujun tapi sudah dicegah oleh Hyunseung , Yoseob dan Gikwang , mereka menarik Minhyuk menjauh dari Dujun walau Minhyuk masih melawan
“Minhyuk-ya tenanglah,ada apa ini?” ucap Yoseob
“Minhyuk-ya kau sadar ne? Kau kenapa dengan Dujun~ah?” ucap Gikwang
“Orang itu bukan seperti kalian pikirkan” ucap Minhyuk membuat para murid bahkan 3 namja didepannya terkejut bingung
“Apa maksudmu Minhyuk-ya?” ucap Hyunseung,Minhyuk tidak membalas dan hanya menatap tajam kearah Dujun yang terlihat sedikit menunduk
“Dia yang merencanakan hal kotor itu,dengan menyakiti Shinhye… dan dia menggunakan namaku! Kau pikir kau bisa terus suci hah? Yoon Dujun?!” teriak Minhyuk membuat para murid mulai berbisik dan menatap dingin kearah Dujun
“Kau tahu darimana hah? Bisa saja itu hanya fitnah Minhyuk-ya” ucap Hyunseung
“Ne Minhyuk-ya,tapi bukan berarti kami  percaya kau melakukan itu” ucap Yoseob
“Aku mendengarnya dari Yuuki! Yong Yuuki! Seorang adik ketua OSIS yang menjadi donatur terbesar sekolah ini,seorang adik dari sahabat Yoon Dujun! Apa kau mau membela diri hah? Yoon Dujun?” ucap Minhyuk menantang, tapi yang membuat semua orang terkejut adalah Dujun yang berubah setelah bernafas panjang dia seperti bukan Dujun yang biasanya. Wajahnya tampak dingin dan juga angkuh,itu bukan seperti mantan ketua OSIS yang baik hati dan memiliki kecerdasan yang luar biasa
“Lalu? Kalau aku ingin melakukannya kenapa? Sejak awal aku tidak suka dengannya,dia terlalu menebar pesona nya kepada banyak lelaki membuatku muak. Lalu dia mendekatiku dengan embel-embel ‘teman’? Apa yeoja seperti itu pantas bersekolah disini? Aku sebagai mantan ketua OSIS yang dipercaya oleh kepala sekolah ini tidak ingin sekolah ini menjadi jelek hanya karena seorang yeoja yang tidak punya harga diri karena tidak diajarkan oleh ayahnya” ucap Dujun dingin membuat para murid menatap kearah Shinhye,Shinhye dipojokkan kembali. Air mata Shinhye seakan sudah tidak dapat dibendung lagi hingga air mata itu mengalir,saat Leo ingin menghajar Dujun Shinhye menarik tangannya tapi….
BUAK!
Dujun jatuh tersungkur dengan wajah kagetnya,para murid lain dan juga Minhyuk,Hyunseung,Gikwang,Yoseob juga tidak kalah kaget,dia Yong Junhyung entah darimana ia menerobos masuk dan memukul keras wajah Dujun.

“Aku kecewa denganmu Dujun~ah” ucap Junhyung lalu meninggalkan mereka,sebelum ia benar-benar pergi Junhyung menatap kearah Shinhye yang sudah menangis dibelakang Leo. Ia merasa kesal namun Junhyung tidak dapat berbuat apa-apa
“Waktunya masuk! Kembali kekelas kalian masing-masing” teriak Hyunseung berusaha membubarkan kerumunan,Minhyuk masih menatap kearah Dujun yang dibantu oleh Hyunseung,Gikwang dan Yoseob sampai ia melihat Shinhye yang masih menangis dibelakang Leo
“Shinhye…” ucap Minhyuk , sepertinya Shinhye mendengarnya tapi ia tidak bisa menjawab sampai Leo membawanya menyusuri lorong untuk kembali kekelasnya. Dujun yang dibopong oleh Yoseob dan Gikwang hanya bisa menatap punggung Shinhye dengan nanar,dan kembali menatap lurus
“Mianhe… jeongmal mianhe…”

Minhyuk yang menatap punggung Shinhye merasa hati nya sakit,ia bisa melihat Shinhye menangis dan dia bukan lah orang yang menenangkannya dan berada disampingnya melainkan Leo. Minhyuk menatapi tangan Leo yang memeluk pundak Shinhye seakan ingin melindungi,mungkin memang Shinhye lebih baik bersama Leo pikir Minhyuk. Minhyuk pun berjalan lunglai dan tanpa sadar seorang siswi menabrak pundaknya

“Ah mianhe sunbae…” ucap seorang siswi Minhyuk mengangkat kepalanya menatap siswi yang menabraknya dengan lemas
“Minhyuk sunbae? Gwenchana?” ucap siswi itu sekali lagi namun Minhyuk tidak membalas dan kembali berjalan pelan tapi sesaat Minhyuk terlihat akan jatuh siswi itu menangkapnya
“Minhyuk sunbae? Apa kau sakit? Apa kau mau ke UKS? …. Eh.. Mianhe bukan itu maksudku” ucap siswi itu Minhyuk hanya menatapnya heran
“A..anu .. aku tau tentang.. UKS… aku.. aku bukan maksudku begitu” ucap siswi itu gugup,perlahan senyum kecil Minhyuk mengembang
“Siapa namamu?” ucap Minhyuk tersenyum membuat siswi itu terpesona
“Se…Seo YuRi” ucap YuRi pelan
“YuRi ne? YuRi~ah bagaimana kalau kita ke suatu tempat… berdua saja” ucap Minhyuk tersenyum

-

Leo dengan wajah kesal (walau tetap kelihatan datar bagi orang-orang) mengingat kembali wajah Shinhye saat ia menangis karena kata-kata Dujun,mungkin itulah alasan Shinhye tidak mau memberitahukan kepada orang lain. Karena pelakunya adalah Dujun,tapi kenapa Yuuki bisa bilang bahwa pelakunya adalah Minhyuk? Dan dari mana Minhyuk tahu itu Dujun padahal ia tidak ada ditempat kejadian,Leo merasakan adanya keganjil dari hal yang ia lalui tapi sekejap mungkin hilang karena menatap wajah Shinhye yang tertidur karena menangis (guru tidak akan memarahinya karena pengaruh Leo). Leo menatapnya lekat-lekat kenapa dengan yeoja ini? Kenapa yeoja ini tahan hidup dengan disakiti tapi tidak menyakiti kembali? Leo terus menatapnya heran hingga suara pintu kelas berbunyi

“Joesonghamnida songsengnim” ucap seorang siswa
“Waeyo Hon  Gyu Sik?” ucap guru
“Untuk Jung Taekwoon dan Park Shin Hye diharapkan keruangan OSIS atas permintaan ketua OSIS” ucap siswa
“Arraseo,Taekwoon-Shinhye silahkan” ucap guru lalu dengan sigap Leo membangunkan Shinhye
“A.. ye songsengnim…” ucap Shinhye berjalan menuju keluar kelas

Diperjalanan menuju ruang OSIS Shinhye sempat melirik kesal pada Leo walau Leo berusaha menepis tatapan itu,Shinhye makin kesal karena Leo tetap cuek dan memandang lurus hingga Shinhye menyikutnya berkali-kali pun Leo tetap diam

“Aishh orang ini” ucap Shinhye
“Mwo? Waeyo?” ucap Leo
“Waeyo? Kau membiarkan ku tertidur dikelas,itu memalukan Taekwoon-ssi!!!” ucap Shinhye kesal melihat hal itu Leo hanya bisa menahan senyum nya dan memandang kedepan kembali
“Kau kelihatan capai” ucap Leo
“Lalu hanya karena itu aku diperbolehkan tidur?” ucap Shinhye dan dibalas anggukkan Leo membuat Shinhye menghela nafasnya
“Aigooo Leo-ya kau tidak boleh begitu,lain kali bangunkan aku ne?” ucap Shinhye
“Ne,setelah kita tahu alasan mengapa kita dipanggil keruangan OSIS” ucap Leo menyadarkan Shinhye dan mereka sudah sampai didepan ruangan OSIS,tapi sesaat kemudian Leo menyadari sesuatu saat ingin menanyakan pada Shinhye siswa didepan mereka membuka pintu ruangan OSIS
“Silahkan masuk” ucap seorang siswa,saat mereka ingin melangkah masuk dengan cepat seseorang membawa lari Shinhye. Leo yang ingin mengejarnya tidak bisa karena guru yang berada diruang OSIS sudah memanggilnya

Shinhye tidak terkejut bahkan hanya terdiam dan mengikuti langkah cepat orang menariknya,tidak ada ekspresi apapun diwajahnya ia hanya memandang tangan yang orang itu genggam saja. Shinhye tidak tahu akan dibawa kemana namun dia tetap tenang dan diam tanpa membantah hingga Shinhye bisa melihat seseorang didepan nya berhenti dan tetap memunggungi Shinhye dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Shinhye,Shinhye tetap terdiam dan menatap kearah tangan itu lagi. Hingga orang yang berada didepannya itu melepaskan genggaman tangannya dan sekarang ia menatap kearah Shinhye,bingung dan heran dengan wajah yang sangat amat menyakitkan untuk Shinhye tapi Shinhye tetap menatapnya tanpa berbicara sepatahpun sampai seseorang didepannya membuka mulutnya

“Jeongmal mianhe … Shinhye-ya” ucap Dujun tapi tidak ada reaksi dari Shinhye,ia masih tetap menatap Dujun nanar tanpa berbicara
“Shinhye-ya aku tidak membencimu,semua kata-kataku tadi tidak benar. Kumohon Shinhye-ya maafkan aku, aku tidak sengaja mengatakan hal itu” ucap Dujun memegang kedua tangan Shinhye,tetap terdiam dan sekarang Shinhye menatap nanar kedua tangannya yang digenggam oleh Dujun. Rasanya Dujun ingin bersujud jika diperbolehkan oleh Shinhye,hatinya seperti teriris oleh pisau tajam karena Dujun tidak pernah melihat wajah Shinhye seperti itu setelah kematian ayahnya. Shinhye tetap terdiam membuat Dujun makin merasa bersalah
“Shinhye-ya… Park Shinhye… Mianhe… aku punya alasan.. ani .. walau begitu aku memang tetap keterlalu,Shinhye-ya mianhe” ucap Dujun tapi Shinhye tetap terdiam dan mendongakkan kepalanya membuat Dujun kaget,air matanya mengalir perlahan …. Tanpa suara
“Shinhye-ya… Kumohon maafkan aku…. Mianhe!!!” ucap Dujun tersungkur hingga ia berdiri dengan dengkulnya dan mendekatkan mukanya pada kedua tangan Shinhye

(Flash Back)

*4 Tahun yang lalu*

Terdengar suara ribut  yang membuat Shinhye terbangun,ia sudah terbiasa akan hal itu tapi hari ini lebih dari biasanya. Dengan perasaan takut namun penasaran Shinhye mengendap-endap kearah pintu dan melihat apa yang terjadi,seperti yang akhir-akhir ini Shinhye lihat appa dan eomma nya sering kali bertengkar entah dengan alasan apa. Shinhye menangis dan menahan suaranya karena ia merasa kasihan eommanya sedang mengandung besar adiknya,dia berusaha tetap menjaga dirinya tidak terlihat sampai ia melihat appanya membawa banyak tas dan berjalan menuju pintu

“Mau kemana kau? Kau mau meninggalkan kami? Aku? Shinhye? Dan calon anakmu ini?!” ucap eomma
“Dia bukan anakku! Dari awal aku memang tidak pernah menginginkan kehadiran kalian dihidupku! Aku akan pergi dari rumah ini!” ucap appa membuat Shinhye terkejut dan tanpa sadar ia mendorong pintu hingga eomma dan appa menatapnya,kaget dan sedih tergambar diwajah kedua orang tua Shinhye
“Shinhye-ya” ucap eomma
“Shin..Shinhye… ap..appa.. akan jelaskan” ucap appa perlahan menaruh tasnya dan berjalan pelan kearah Shinhye tapi dengan cepat Shinhye berlari keluar dan melewati ayahnya

Tanpa arah dan tanpa tujuan Shinhye berlari,dengan baju piyama dan tanpa sepatu dimusim dingin ia merasa sudah tidak ada lagi yang menginginkannya. Eomma dan appa Shinhye berlari mengejar Shinhye,appanya mulai dapat mengejar Shinhye tapi Shinhye dengan nekatnya menyebrang dengan tidak melihat kekiri maupun kanan dan…..

“Ap..pa…?” ucap Shinhye pelan menatap ayahnya disampingnya bersimbah darah,dengan cepat eommanya memeluk Shinhye dan berusaha menenangkan Shinhye setelah ambulans datang
“APPA!!!!!!!!!!!” teriak Shinhye

(Flashback End)

“Ap….pa…” ucap Shinhye pelan membuat Dujun mendongakkan kepalanya
“Shin…Shinhye-ya… jangan mengingat lagi… Shinhye mianhe jeongmal mianhe kumohon jangan mengingatnya lagi…” ucap Dujun memohon dengan menggenggam erat tangan Shinhye tapi itu tidak berhasil,Shinhye tetap menangis dan memanggil ayahnya pelan
“Kumohon Shinhye maafkan aku,aku tidak membencimu… Aku tidak mungkin tidak membutuhkan mu kau temanku… sahabatku… Kumohon Shinhye-ya” ucap Dujun yang mulai terdengar menahan tangisnya,ia merasa pilu dan bersalah… Ia membangkitkan kenangan tentang kematian ayah Shinhye yang membuat Shinhye tidak bisa berbicara hingga 1 bulan lamanya,padahal Dujun tau akan hal itu dan dia benar-benar merasa bersalah dan terus meminta maaf pada Shinhye sampai seseorang datang menghampirinya
“Dujun~ah kenapa kau….. Shinhye-ya?” ucap Junhyung dengan cepat Dujun berdiri dan menghampiri Dujun
“Junhyung~ah kumohon… kumohon… bantu aku kumohon,ini demi dirinya.. Junhyung~ah” ucap Dujun memegang bahu Junhyung kencang membuat Junhyung menatap kearah Shinhye dan menghampirinya
“Shinhye-ya? Gwenchana?” ucap Junhyung tapi Shinhye tidak membalas dan tetap memanggil appanya pelan
“Shinhye-ya kumohon maafkan aku” ucap Dujun dan tak lama kemudian Shinhye pingsan (dengan Junhyung yang menangkapnya)
“Dujun~ah aku akan meminta penjelasanmu setelah ini” ucap Junhyung membopong Shinhye yang pingsan dan meninggal kan Dujun

Junhyung yang menggendong Shinhye ala putri-putri itu memang menarik perhatian para siswa siswi bahkan Bomi – Eunji dan Yuuki,tapi Junhyung tidak memperdulikan hal itu dan tetap berjalan biasa. Ia menatap Shinhye yang jatuh pingsan ia tetap memanggil pelan ayahnya dan air mata nya belum berhenti juga,Junhyung menggertakkan giginya. Ada apa dengannya dan Dujun? Kenapa ia jatuh pingsan? Dan kenapa ia terus memanggil appanya? Bahkan Dujun terlihat panik atas hal itu,apa yang hanya mereka berdua ketahui? Pikiran itu terus melayang dikepala Junhyung.
Dilain tempat seseorang yang sedang merefreshing-kan diri itu mendengar ada ribut-ribut para siswa membuatnya penasaran dan mendongakkan kepalanya sebentar,ia melihat pemandangan Junhyung dan Shinhye itu dan kembali menurunkan kepalanya. Ia menggigit bibirnya sebentar dan kembali ke senyum buatannya,mungkin memang bakatnya itu tidak bisa dihilangkan

“Sunbae? Waeyo?” ucap YuRi
“Gwenchana,bagaimana kalau kita lanjutkan?” ucap Minhyuk menggoda YuRi,YuRi hanya tertawa kecil sampai seseorang datang menghampiri mereka membuat YuRi reflek bangun dan mengancingkan pakaiannya lagi
“Mau apa kau kesini? Kau hanya menggangguku saja,YuRi~ah nanti aku hubungi kau lagi” ucap Minhyuk dan hanya dibalas anggukkan saja oleh YuRi dan ia beranjak meninggalkan Minhyuk
“Kau memang Pervert ne? Kau melakukannya diperpustakaan? Konno hentai “ ucapnya
“Terserah kau saja jadi mengapa kau datang kesini hah? Kau ingin bermain denganku?” ucap Minhyuk menarik beberapa helai rambutnya dan menciumnya,Minhyuk tersenyum sadis menatapnya tapi anehnya yeoja itu tersenyum dan menundukkan kepalanya hingga ia dapat melihat wajah Minhyuk dari dekat
“Ne memang itu tujuanku” ucapnya

“Kaulah yang Pervert ….. Yuuki” ucap Minhyuk