Hyunseung hanya bisa tersenyum saat tahu ia berhasil mengerjai
Shinhye,karena ia sudah tahu Leo sudah datang dan menunggu didepan kelas tapi
yang mengganggu pikiran nya adalah Dujun yang terlihat sedih dan kesal saat
Hyunseung menemukan nya disamping Leo. Apa ada sesuatu diantara mereka? Entah
lah Hyunseung sedang tidak ingin memikirkan nya,ia hanya bisa berajalan menjauh
dan berusaha tidak memikirkan hal barusan. Saat itu Shinhye ingin sekali
memukul wajah Leo dan berlari keujung dunia saking kaget dan juga malu,bisa
saja ia mendengarkan perkataan nya tadi dan juga ia tidak tahu sudah berapa
lama Leo ada disana, apakah Hyunseung sudah mengetahui keberadaan Leo? Dan ia
mengerjai Shinhye dengan menggodanya? Aigo Jang Hyunseung entah mengapa rasanya
kesal sekali tiap kali mengingat wajahnya yang suka mengerjai Shinhye,tapi
entah perasaan Shinhye saat itu ada yang mengganjal tidak tahu tentang apa itu.
Sudah hampir 5 menit Shinhye berperang dengan pikiran nya hingga Leo
hanya bisa duduk menatap Shinhye sembari menunggu Shinhye untuk sadar namun
bayang-bayang Dujun diluar kelas membuat Leo risih sehingga ia meninggalkan
Shinhye sebentar tanpa Shinhye sadari,tentu saja Dujun masih disana dengan
memegang roti dan juga menunduk saking kesalnya. Dan lagi Leo hanya bisa menghela nafas melihat
tingkah laku Dujun yang menurut Leo aneh itu,ia hanya bisa menatap Dujun aneh
tanpa berbicara apapun sampai Dujun mengangkat kepalanya dan menatap Leo (Yang
membuat Dujun lebih kesal adalah reaksi yang diberikan Leo hanyalah mengangkat sebelah
alisnya saja) lekat-lekat seakan ingin mengatakan sesuatu tapi…
“Dujunie? Kau disini? Sudah berapa lama kau menunggu diluar?” ucap
Shinhye membuat Dujun terhenti
“A… tidak lama Shinhye-ya,aku kembali dulu ne?” ucap Dujun namun Shinhye
menarik ujung kemejanya
“Roti itu buatku kan? Roti strawberry dan coklat? Kau belum makan siang
bukan Dujunie? Mari makan siang bersama” ucap Shinhye tersenyum membuat Dujun
hanya bisa mengangguk pelan
“Leo-ya kau sudah makan? Kalau belum makan bersama kami saja ne?” ucap
Shinhye menarik Leo membuat Leo menghela nafas lagi (entah yang keberapa
kalinya) membuat Shinhye tersenyum
“Yosh aku sudah membuat bekal yang lumayan banyak,kita makan bersama
ne?” ucap Shinhye membuat Dujun terkejut,padahal Leo sama sekali tidak mengatakan
sesuatu. Apakah hubungan mereka memang sedekat itu? Bahkan gosip yang beredar
tentang mereka yang berpacaran pun dengan melihat keadaan mereka
sekarang,seakan Dujun menyetujui gosip itu karena melihat mereka yang saking
dekatnya
Hyunseung sebenarnya tidak
benar-benar pergi, ia tidak jauh dari sana dan kembali menatap kepada mereka
bertiga. Tersenyum sedih seakan ada sesuatu yang ia sembunyikan tapi tidak bisa
ia beritahukan kepada siapapun,iapun beranjak meninggalkan tempat ia berdiri
namun ia bertemu dengan seseorang yang tidak ia kira akan datang dengan
wajahnya yang mulai berubah pucat dan ekspresi yang dapat ditebak Hyunseung
yang mengenalnya sudah lama itu. Hyunseung tersenyum sedih dan mendekatinya dan
memeluk pundaknya dengan raut wajah yang sangat menyakitkan buatnya,ia yakin
temannya itu sudah tahu hal yang ia sembunyikan tapi ia memilih untuk terdiam
dan berjalan menjauh bersama Hyunseung tanpa ada yang menyadari hal itu.
Didepan ruang OSIS dia tetap berdiri sembari menatap kosong ruang itu,bahkan
ia belum membuka pintu itu semenjak kejadiannya dengan Yuuki. Karena hal itulah
bahkan ia sudah berat untuk menanjakkan kakinya disana walau ia masih saja
menatap para anggota OSIS dari kejauhan,perasaan rindu akan kehebohan yang ia
terima sehari-hari sebagai anggota OSIS masih tersimpan namun perasaan tidak
karuannya itu juga masih ada dan tidak akan pernah hilang sampai ia tahu
Shinhye menjadi pacar dari salah satu dari mereka yang mengincarnya. Bukan
karena ia tidak menyukainya lagi tapi karena ia tahu dirinya bukan orang yang
tepat untuk menjadi pacarnya karena dirinya terlihat sangat kotor bahkan dari
sudut pandang dirinya sendiri,bagaimana bisa ia dekat bahkan berteman atau
malah lebih mengharapkan menjadi pacar dari seseorang yang sangat baik seperti
Shinhye? Ia menghela nafas sekali lagi dan mulai beranjak dari tempat itu tapi
ia menemui seseorang yang membuatnya kaget,ia tersenyum seperti biasa dan
menatapnya lurus.
“Minhyuk~ah kau akan kembali ne? Kami merindukanmu”
“Shin-“ ucapan Minhyuk terhenti karena ia menyadari kalau ia sedang
melamun dan membayangkan hal itu,seseorang yang berada didepannya hanya bisa
tertunduk lemas dan kembali menatap Minhyuk
“Kau merindukan Shinhye sunbae? Minhyukkie? Tadi kau salah mengenali
ora-”
“Ini bukan urusanmu,lebih baik kau pergi. Aku sedang tidak mood
melihatmu,Kim Jihna” ucap Minhyuk dan meninggalkan Jihna yang menggertakkan
giginya
-
Pulang sekolah tiba dan Junhyung tetap terdiam ditempat duduknya sembari
memegang kepalanya,bagaimana bisa pertunangan nya tidak benar-benar dibatalkan?
Apakah ini permainan Naeun lagi? Tapi memang benar dirinya tidak mengatakan
apapun pada appanya jadi Naeun pun tidak akan mengatakan pada appanya
juga,masih teringat dikepala Junhyung pertama kali ia kenal dengan Naeun dan
alasan mengapa ia menerima pertunangan itu walau ia dan Naeun sudah tidak
berhubungan kembali. Ruangan yang nampak kosong itupun membuat pikiran Junhyung
semakin tidak karuan karena kejadian tadi pagi yang masih terngiang dikepalanya
tapi ia tidak menyadari satu hal lain yang akan ia sesali suatu saat dan memang
saja ia baru mendapat informasi dari Hyunseung bahwa Leo telah kembali
kesekolah,Junhyung hanya bisa menggigit jarinya karena ia yakin Shinhye masih
belum bisa melupakan Dujun dan tanpa kehadiran Dujun pun yang paling dekat
dengannya adalah Leo dan bahkan kalau memang Shinhye sudah melupakan Dujun ada
Leo disana.
Semakin hari Junhyung semakin pusing akan keadaannya,memang bukan
saatnya ia memusingkan tentang keadaan percintaan nya sementara ia sudah
berjanji akan membebaskan adik-adiknya dari belenggu appanya yang kejam tapi
kalau appanya tahu ia membatalkan pertunangan dengan Naeun maka Yuuki lah yang
selanjutnya akan menjadi tumbal untuk kemajuan perusahaannya. Junhyung bahkan
tidak bisa membayangkan hal itu bahwa adiknya akan dijadikan boneka oleh
appanya,semakin runyam pikiran Junhyung membuat dirinya bahkan tidak sadar oleh
keadaan sekitar hingga Hyunseung berada didepannya pun ia tidak
menyadarinya,Hyunseung hanya tersenyum kecil dan duduk tidak jauh dari sana
sembari memainkan handphonenya. Benar saja tidak lama kemudian Junhyung sadar
dari siksa pikiran nya dan menatap Hyunseung kaget,Hyunseung hanya bisa
menghela nafas lalu tersenyum karena seperti itulah Junhyung saat dilanda
banyak masalah.
“Ya Jang Hyunseung! Sudah berapa kali kau seperti itu? Dan sudah berapa
lama kau disana?” ucap Junhyung
“Sudah lama pastinya” ucap Hyunseung tersenyum
“Aishh kalau memang sudah lama seharusnya kau menyapaku atau
menyadarkanku” ucap Junhyung mendecak dan berdiri dari kursinya
“Aku tidak ingin mengganggu masa tenangmu Junhyung~ah,kau butuh waktu
istirahat juga kan? Bagaimana kalau makan sesuatu?” ucap Hyunseung menghampiri
Junhyung yang masih terdiam
“Aku yang traktir~” ucap Hyunseung santai dan tersenyum membuat Junhyung
menghela nafas
“Arraseo,aku tidak akan bisa menang darimu. Hyunseung~ah” ucap Junhyung
membuat Hyunseung tersenyum puas
-
Dujun berjalan perlahan sembari menunduk,ia masih mengingat kata-kata
Leo padanya. Demi mengetahui hal itu Dujun rela menundukkan kepalanya pada Leo
yang bukan berarti Dujun membenci Leo , hanya saja ia tidak tahu harus berbuat
apa setelah tahu hal itu. Tidak jauh dari sana Dujun mendapati Yuuki yang
sepertinya sedang menunggu seseorang,ia tertunduk hingga Dujun berada didepan
nya. Sepi sunyi tanpa kata-kata dan juga tidak ada yang berusaha mengeluarkan
suara terlebih dahulu,Dujun memang sedih melihat Yuuki yang terus menunduk tapi
ia tidak dapat kembali lagi karena ia tahu Yuuki tidak akan menyerah soal
Minhyuk walau harus berakhir menjadi ‘mainan’-nya saja.
“Yuuki,kenapa kau disini? Kau
menunggu siapa?” ucap Dujun pelan membuat Yuuki perlahan mendongak kan
kepalanya,air matanya menetes deras dan Dujun tetap terdiam menatapnya dengan
tatapan yang terbilang biasa saja
“Oppa… Mianhae” ucap Yuuki pelan membuat Dujun menghela nafas dan
berusaha tersenyum
“Arraseo,mari kita pulang Yuuki. Junhyung pasti mengkhawatirkanmu” ucap
Dujun mengambil tas Yuuki dan menyodorkan tangannya pada Yuuki
“Apa kau harus begini oppa? Apa kau benar-benar membenciku?” ucap Yuuki
berusaha menghapus air matanya
“Ne,jadi kau tidak usah sungkan lagi bercerita padaku tentang Minhyuk
dan juga perasaan terpendam mu padanya. Aku akan berusaha membantumu
mengembalikannya seperti dulu,lagipula aku sudah bilang kalau aku menyukai
orang lain bukan?” ucap Dujun membuat Yuuki terdiam namun ia menyambut uluran
tangan Dujun
Yuuki dan Dujun berjalan menjauh dari pintu depan sekolah dan disana
Shinhye menatap mereka kosong,Shinhye sudah tidak dapat menjelaskan perasaan
apa yang ia rasakan sekarang. Hatinya tetap sakit melihat mereka berdua tapi
entah kenapa terasa berbeda dari biasanya,apa ia mulai melupakan Dujun? Shinhye
sama sekali tidak mengerti lagi,ia hanya bisa menghela nafas dan berusaha
melihat kesekelilingnya dan juga memikirkan cara mengembalikan Minhyuk ke OSIS.
Sempat terdengar dari Yoseob bahwa Minhyuk sudah tidak pernah terlihat disetiap
kegiatan OSIS, apa ia menghindari Shinhye? Ataukah ia ada masalah? Hal itu yang
ingin diketahui Shinhye,tapi…
“Ya Shinhye-ya kau kenapa? Apa kau masih sakit melihat Yoon Dujun dan Yong Yuuki?” ucap Leo namun hanya dibalas oleh gelengan kepala Shinhye
“Kalau begitu mari kita pulang,badanku masih capai akibat baru sampai
tadi siang” ucap Leo namun Shinhye tidak menjawab lagi dan hanya dibalas oleh
anggukkan nya saja,Shinhye tersenyum sedih kepada Leo membuat Leo menghela
nafas
“Arraseo aku akan mencari tahu jadi jangan sedih lagi” ucap Leo
menggandeng tangan Shinhye membuatnya terkejut
“Ne? Mencari tahu soal apa? Aku tidak sedih Leo-ya” ucap Shinhye masih
berusaha menutupinya sembari menyesuaikan langkah kaki Leo yang panjang itu
“Soal Lee Minhyuk ne? Sudahlah kau tidak dapat berbohong padaku Park
Shinhye-ssi” ucap Leo dan tidak ada respon apapun dari Shinhye membuatnya
menghela nafas kembali
Terasa hening hingga perjalanan mereka sudah cukup jauh,tidak ada
satupun yang mengeluarkan suaranya hanya tetap berjalan dan saling mencuri
pandang saja. Suasana yang tidak mengenakkan untuk Dujun yang sudah bertekad
akan menolong Yuuki karena ia tidak ingin melihat air matanya kembali, tapi
entah kenapa Dujun sama sekali tidak dapat berbicara apa-apa didepan Yuuki yang
masih menunduk
“A..Ano Yuuki-“
“Oppa kau tidak harus memaksakan diri untuk berbicara padaku,aku tidak apa-apa”
ucap Yuuki membuat Dujun kaget dan seketika memalingkan wajahnya
“Oppa? Gwenchana?” ucap Yuuki membuat Dujun makin mundur dan untung saja
Dujun melihat mini market didekatnya
“Ah sebentar aku akan beli minum disana,kau mau sesuatu Yuuki?” ucap Dujun
berusaha biasa
“Aku Green Tea saja” ucapnya
tersenyum lalu dibalas anggukkan Dujun dan melangkah memasuki mini market,
Yuuki yang melihatnya hanya bisa menghela nafas dan berdiri tidak jauh dari
sana
“Dujun oppa,ia terlihat memaksakan diri saat jalan denganku. Apa ia
masih marah tentang waktu itu? Apa Dujun oppa sebenarnya ingin pulang bersama
Shinhye eonni?” batin Yuuki namun yang membuatnya kaget adalah ia melihat dua
orang yang tidak asing lagi,mereka berjalan menuju kearah sebuah gang membuat
Yuuki penasaran dan mengikutinya pelan-pelan namun pemandangan berikutnya ia
lihat membuatnya terkejut dan berlari kencang hingga melewati Dujun yang
kebingunga
(Flashback : 15 Minutes Ago)
Jihna tetap saja mengikuti kemanapun Minhyuk melangkah,ia masih curiga
akan gelagat Minhyuk yang memanggilnya dengan nama Shinhye. Jihna tetap tidak
dapat menyerahkan Minhyuk pada Shinhye yang baru saja ia temui walau memang
Jihna dan Minhyuk berteman karena Yuuki yang mengenalkannya pada
Minhyuk,seketika Jihna terdiam dan kembali memikirkan hal itu dimana Yuuki
datang padanya dengan membawa Minhyuk. Jihna merasa Minhyuk baik padanya karena
ia teman Yuuki dan Jihna tahu bahwa Minhyuk pernah memendam perasaan pada Yuuki
dan itu menguatkan Jihna bahwa sifat baik Minhyuk padanya adalah untuk menarik
perhatian Yuuki,tapi ternyata Minhyuk tulus baik padanya karena ia mengira
Jihna temannya juga yang membuat Jihna makin menyukainya.
Jihna mengalah pada Yuuki yang mungkin bisa membahagiakan Minhyuk tapi
saat Jihna tahu bahwa Minhyuk menyukai Shinhye disaat itu juga Minhyuk
menceritakan alasan mengapa ia berhenti mengejar Yuuki,rasa kesal karena
kepercayaan searah itu dirusak dan juga rasa cemburu pada orang yang baru saja
ditemui Minhyuk sudah membuat nya jatuh cinta membuat Jihna menjadi gila. Dan
akhirnya ia tidak mau lagi untuk mengalah pada siapapun karena ia percaya hanya
dirinya lah yang dapat membahagiakan Minhyuk seorang,tapi ini berbeda dari
Yuuki. Rasa cinta Minhyuk pada Park Shinhye melebihi perasaan nya pada Yuuki
yang membuat Jihna makin kesal adalah Shinhye yang disukai banyak namja tapi
tetap mengambil simpati Minhyuk,disaat itu pula rasa ingin menghancurkan
keduanya tumbuh.
Saat mengikuti Minhyuk Jihna tidak sengaja melihat Yuuki yang berjalan
bersama Dujun,ia mengamati keduanya bahkan Jihna tahu kalau Yoon Dujun menyukai
Yuuki tapi Yuuki tetap saja mengejar Minhyuk yang sudah pernah ia sakiti. Otak
jahat Jihna berjalan cepat hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengejar Minhyuk
dan memeluknya,jelas saja Minhyuk kesal akan kelakuan Jihna tapi Jihna tidak
kehabisan ide
“Ya Kim Jihna! Apa yang kau lakukan sudah kubilang aku tid-“ seketika
Jihna menarik tangan Minhyuk dan menaruh nya dipinggangnya
“Minhyuk~ah kumohon ciumlah aku,dengan itu aku tidak akan mengejarmu
lagi hari ini” ucap Jihna setengah menggoda namun wajah Minhyuk masih terlihat
kesal,Jihna membuat 2 kancing teratas seragamnya dan tersenyum pada Minhyuk
“Tenang saja aku tidak akan meminta lebih,sampai kau yang memintanya”
ucap Jihna pelan membuat Minhyuk menghela nafas
“Cium saja kan? Setelah itu kau berhenti mengikutiku?” ucap Minhyuk
lelah membuat Jihna mengangguk dengan senyum puasnya,kemudian Jihna menariknya
kedalam gang dengan alasan takut ketahuan orang lain tapi Jihna tahu kalau
Yuuki melihatnya
(Flashback End)
Dujun berusaha mengejar Yuuki yang tiba-tiba saja berlari melewatinya
tapi yang ia tahu ia dapat melihat air mata Yuuki dan itulah alasan ia mengejar
Yuuki,sialnya hujan mulai turun perlahan membuat Dujun mau tidak mau harus
cepat mengejar Yuuki. Sampai akhirnya Yuuki tertangkap pun Yuuki hanya terdiam
dan menunduk walau Dujun memegang tangannya dan menariknya,Yuuki tetap tidak
bersuara dan hujan turun makin deras membuat Dujun makin khawatir padanya
“Yuuki? Gwenchana? Yuuki?” ucap Dujun menarik lengan Yuuki karena Yuuki
tidak menjawab juga, Dujun terkejut begitu melihat wajah Yuuki bagaikan boneka
hidup. Pandangan kosong lah yang tergambar diwajahnya
“Yong Yuuki! Waeyo? Kenapa dengan dirimu?! Kau janji akan cerita padaku
kan?” teriak Dujun yang mulai kehabisan kesabarannya membuat Yuuki berbicara
perlahan
“Aku melihat mereka” ucap Yuuki pelan
“Mwo? Melihat siapa? Melihat apa?” ucap Dujun mempertegas dan isak
tangis Yuuki mulai terdengar
“Jihna dan…. Minhyuk… mereka..”
“Mereka ada apa Yuuki?!”
“Mereka…. Berciuman…” ucap Yuuki dengan nada yang begitu putus asa
membuat Dujun makin tercekat,apalagi setelah ia mendengar nama Kim Jihna, teman
yang didapat Yuuki saat memasuki SMA dan dia menjadi salah satu ‘mainan’
Minhyuk juga. Yuuki memeluk erat Dujun begitu juga Dujun dan hanya hujanlah
yang menemani tangis Yuuki yang meledak serta Dujun yang memucat
“Oppa.. Wae? Sampai Jihna pun… bersama Minhyuk… Wae? WAE?!!!!” teriak
Yuuki dan isak tangisnya yang semakin kencang membut Dujun memeluk nya dengan
erat
“Gwenchana Yuuki,gwenchana.. Ini hanya mimpi buruk,kau akan melupakannya
esok hari.. Jihna.. tidak akan mengkhianati temannya,ia tidak akan
mengkhianatimu” ucap Dujun pelan
“Oppa…” ucap Yuuki pelan (masih) dengan isak tangisnya mendongakkan
kepalanya dan menatap wajah senyum sedih milik Dujun
“Kalaupun Kim Jihna mengkhianatimu,aku akan tetap disisimu Yuuki” ucap
Dujun pelan, Yuuki menatap lekat-lekat wajah orang yang berjanji akan disisinya
walau ia sudah menyakiti dan mengkhianatinya berkali-kali hingga wajah mereka
semakin dekat dan dekat.
-
Suara sambaran petir pun terdengar kencang seakan menyambar disamping
telinga Shinhye, entah kenapa ia merasakan sesuatu yang aneh tapi tidak dapat
ia jelaskan mengapa. Dan jauh disana Junhyung pun merasakan hal yang sama tapi
ia merasakan ada yang aneh pada Hyunseung yang terlihat memaksakan senyumannya
itu,Shinhye menatap kearah langit yang gelap
dengan beberapa cahaya dari petir yang sekelibat muncul dan terus
memikirkan apa yang salah disana. Shinhye dan Junhyung sama-sama tidak tahu
bahwa mereka akan kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya,entah itu
Hyunseung entah itu Dujun entah itu Yoseob ataupun Leo dan Minhyuk. Tapi mereka
berharap hujan yang terlihat menyedihkan itu akan cepat hilang dan reda, berharap
mereka tidak akan muncul lagi dan membawa kesedihan yang mendalam seperti yang
dirasakan oleh Yuuki yang dikhianati oleh sahabatnya sendiri dan juga Dujun
yang mengkhianati keinginannya untuk mendukung Yuuki.
No comments:
Post a Comment