Hyuna
POV
Omo?
Hyunseung oppa mencintaiku? Benarkah ini bukan mimpi? Oppa? Benarkah itu kau?
Namun aku menyadari dia masih lemas tapi dia melindungiku "Oppa?
Gwenchana? Kau kan masih sakit dan harusnya masih tidur" "Gwenchana
hyuna,sekarang jangan ganggu kami lagi lee joon! Kau memecat ayahku bukan? Aku
sudah tau ceritanya" "Ck! Kau ini! Kau janji akan mendukung ku bukan?
Wae? Wae hyuna? Kenapa tidak kau cari perempuan lain?" "Karena aku
mencintainya,dia duniaku" Omo? Jinjja? Dia bilang aku adalah dunianya?
Jadi selama ini perasaan kita sama? Lalu tiba-tiba lee joon memukul hyunseung
"OPPA! Wae? Hyunseung oppa sedang sakit!" "Kau akan merasakan
apa yang menjadi resiko pilihanmu" "Lee joon sunbae,aniya!"
"Sunbae? Kau memanggilku sunbae? Kau benar-benar perempuan hina" PLAK!
Dia menamparku dan aku jatuh terkapar disamping hyunseung oppa,dengan cepat
hyunseung oppa melindungi ku "Ya! Kau berani memukul perempuan? Pukul lah
aku sesukamu!" Saat lee joon sunbae ingin mendaratkan pukulan lagi datang
lah junhyung,doojoon oppa,dongwoon,gikwang dan yoseob. "Hey manusia gila
apa yang telah kau lakukan pada temanku?!" teriak doojoon "HAHAHAHA
jangan sok jagoan kalian semua!" "Jinjja? Kau benar-benar berkata
gitu lee joon?" sinis junhyung "Tangkap dia" teriak junhyung dan
keluarlah pasukan polisi "Apa-apaan ini? Apa maksud mu junhyung?"
teriak lee joon "Kau ditangkap karena terbukti telah melakukan kecurangan
pada perusahaan!" "Annyeong sunbae" senyum dongwoon "Apa?!
Lepaskan aku lepaskan! Kau tidak akan hidup lama hyunseung! Mati lah kau!"
teriak lee joon dan akhirnya dia dibawa pergi oleh polisi "Hyung
gwenchana? Hyuna gwenchana?" tanya yoseob khawatir "Ah
gwenchana,hyuna?" "Gwenchana oppa" "Seungie" "Wae
junhyungie?" "Ayahmu sudah keluar dari ruang UGD dia diruangan tidak
jauh dari ruanganmu" "Jinjja? Aku ingin melihat appa"
Hyunseung
POV
Akupun
berlari kearah kamar ayah,sesampai disana sudah ada geurim dan ibu . Aku kaget
karena banyak selang yang ada pada tubuh ayah "Appa...gwenchana?
Geurim?" "Aku tidak tau oppa,ayah baru saja tertidur dia tadi mencari
mu" "Eomma?" "Hyunseung,ap...appa..."
"Eomma.." aku tidak tahan melihat ibuku menangis dan juga adikku yang
berusaha sekali untuk menahan tangisan nya "Seungie" "Wae
junhyungie?" "Kau bisa sembuh kalau kau mau mengikuti penyembuhan seperti
kemo,dan kau bisa pulang hari ini" "Appa?" "Dia akan tetap
disini,masalah keuangan tenang saja. Kau tidak usah pikirkan" "Hyung
aku juga sudah menyuruh geurim untuk tidak kerja,aku juga akan membantu masalah
hal itu" kata gikwang "Ayolah hyung kau jalani saja penyembuhan
itu,kau pasti bisa" kata-kata semangat dari semua membuat aku terharu ,
benar aku tidak bisa begini terus aku tidak bisa membiarkan ayah yang bekerja
terus "Baiklah junhyungie aku akan mengikuti penyembuhan itu" lalu tiba-tiba
ada yang masuk,dia hyuna dan sesuai dugaan ku ibuku langsung memeluk nya
"Eomma,gwenchana?" "Hyunaa,eomma butuh kau" "Oppa?
Bolehkah?" "Tentu hyuna,tolong temani eomma jika kau tidak
keberatan" "Oppa?Junnie? Kwangie? Seobie?" "Wae hyuna? Kita
sudah memaafkanmu" kata doojoon "Ah gomawo oppa"
Hyuna
POV
Sudah
7 hari semenjak hari itu,hyunseung oppa mulai melakukan penyembuhan nya. Dari
hari ke hari penyakit oppa membaik , namun ayah hyunseung oppa masih saja lemas
dan kadang seperti kesakitan aku tidak bisa melihat hal seperti ini aku merasa
tersiksa juga melihat appa kesakit dan juga eomma yang menangis karena sedih
melihat appa yang kesakitan. Aku tetap kuliah tapi sepulang kuliah bersama
hyunseung oppa dkk kami langsung kerumah sakit untuk menemani hyunseung oppa penyembuhan
dan menjenguk appa , aku kangen hyunseung oppa karena setelah penyembuhan oppa
harus istirahat. Ah aku harus sabar karena aku juga harus menemani eomma karena
geurim sedang ujian akhir nya aku agak sedikit mengantuk "Noona?
Gwenchana?" "Ah gwenchana geurim,kamu sudah pulang?" "Ne ,
lebih baik noona istirahat biar aku yang sekarang menjaga appa"
"Aniya,gwenchana geurim. Hei apakah kau bertemu dengan oppamu?"
"Oppa? Dia sedang penyembuhan kan? Ohhh noona kangen yah?" ledek
geurim "Ah kau bisa saja geurim,kau sendiri bagaimana? Yoseobie atau
Gikwangie?" "Ma..maksud noona?" "Ah kau pura-pura yah?
Siapa yang kau pilih? 2-2nya sepertinya menyukaimu" "Ah aniya
noona,mereka hanya sunbae bagiku aku tidak ada ketertarikan padanya. Lagi pula
yoseob sunbae kan sudah punya pacar" "Jinjja? Aku tidak pernah
tau,lalu bagaimana dengan gikwangie? Yakin kau hanya menganggapnya
sunbae?" "Ne noona" "Ya! Kau serius hanya menganggapku
sunbae,geurim?" "Sun...sunbae" "Hai kwangie,dia lucu yah
hehehe" "Noona,kenapa tidak bilang?" "Wae? Kenapa kau
berubah merah?" "Ah aniya,gikwang sunbae...mianhe"
"Sunbae?" "H..hmm gikwang oppa" "Sudah kuduga"
"Wae hyuna?" "Kau sudah bicara pada hyunseung oppa tentang
ini?" "Wae noona,kami tidak ada apa-apa" "Apanya yang sudah
bicara padaku? Tentang hal apa ini hyuna,geurim,kwangie" "Oppa?"
"Hyung?"
Hyunseung
POV
Ahh
sudah selesai penyembuhanku,mungkin sebelum pulang lebih baik menjenguk appa
dan melihat keadaan geurim dan hyuna. Hei kenapa ribut sekali? "Kau sudah
bicara pada hyunseung oppa tentang ini?" suara hyuna ah mereka
membicarakan apa "Wae noona,kami tidak ada apa-apa" geurim? kami?
Maksudnya apa ini? Akupun masuk keruangan itu "Apanya yang sudah bicara
padaku? Tentang hal apa ini hyuna,geurim,kwangie" "Oppa?"
"Hyung?" aku dapat melihat muka kaget pada muka kwangie dan geurim
juga muka hyuna yang menahan tawanya "Ya! Katakan padaku tentang
apa?" "Oppa,kau sudah selesai penyembuhan?" kata hyuna sambil
menahan tawa "Ne , kenapa kau menahan tawa?" "Ah aniya,tanya
saja pada kwangie" "Eh? Hyunaaa.." "Kwangie ada apa
ini?" "Anno..." "Oppa mianhe,aku tidak pernah cerita
padamu" teriak geurim "Soal apa geurim? Apa yang tidak kau ceritakan
pada oppamu ini?" "Aku telah berpacaran dengan gikwang sunbae"
"Apa? Kau tidak pernah bercerita padaku kwangie" "Mianhe
hyung,mianhe. Tolong jangan marah pada geurim" "Ya! Buat apa aku
marah? Aku senang kalian akhirnya jadian,karena aku yakin kalian saling
mencintai" dengan perkataan ku itu geurim dan gikwang menoleh kearahku
dengan padangan bingung dan tidak percaya "Ya! Pandangan apa itu? Kalian
ku restui , asal..." "Asal apa oppa?" "Kalau kwangie berani
membuat adikku menangis,maka aku tidak segan-segan melemparmu kedasar
jurang" "Oppa , mengapa kau sangat jahat pada teman mu itu?"
manja hyuna "Aniya hyuna,aku mengerti hyung" "Nah bagus
sekali,ingat-ingat kataku. Hyuna kau sudah makan?" "Ne oppa,dengan
geurim juga" "Yasudah aku harus kembali kerumah untuk istirahat dan
juga harus istirahat" "Ah hati-hati dijalan oppa" lalu hyuna
mendaratkan ciuman dipipiku "Ya! Kwangie kita pulang,kau pikir aku mau
membiarkan kau disini terus-terusan. Belum waktunya kalian seperti aku dan
hyuna" "Ne hyung,bye geurim" lalu aku menyeret gikwang yang
sepertinya enggan berpisah dengan adikku, ah kau tidak tau gikwang kalau aku
sangat mempercayai adik ku padamu karena kau adalah teman terbaikku. Aku pun
semakin semangat untuk penyembuhan ku,sampai akhirnya bulan ke 3 masa
penyembuhanku aku divonis sudah sembuh total dan adikku lulus SMA dengan
nilai terbaik aku pun segera kekamar ayah bersama geurim "Appa,appa! Aku
sudah sembuh!" "Appa aku lulus dengan nilai terbaik" ayah lalu
membuka matanya dengan nafas tersenggal "Appa,gwenchana?"
"Gwen...gwenchana hyunseung-geurim,wae?" "Tapi appa kau terlihat
lelah,sudahlah kau istirahat saja" "Aniya hyunseung,wae?"
"Aku sembuh total dan geurim lulus dengan nilai terbaik"
"Ba..baguslah anak appa menjadi kebanggaan,hyunseung appa senang kau sudah
sembuh. To..tolong jaga eomma mu dan geurim yah" "Ap..appa.. wae? Apa
yang appa katakan? Appa akan sembuh kan?" "Ap..appa.. sudah tidak
kuat la..lagi" "Aniya appa,geurim tidak mau kehilangan appa!"
"Ge..geurim jaga eomma yah,hyun..hyunseung appa per..percaya padamu,jaga
ke..keluarga kita" "Ya appa! Berhentilah berbicara,appa akan sembuh!
Appa akan pulang! Benarkan geurim?" "Benar oppa ! Appa akan sembuh
jadi tolong jangan berbicara lagi" "Hyunn..seung geu..rim mia..anhe,eom..ma
sa..rang..hee..." "APPA!" geurim dan eomma menangis aku lari
keluar untuk memanggil dokter,setelah 5 menit dokter pun bilang bahwa appa
telah meninggal. Wae appa? WAE??!!! Akupun berlari keluar dan melewati hyuna
begitu saja , Appa wae?! Kau janji akan melihatku lulus! Wae appa!!!
Hyuna
POV
Baru
saja aku pulang sebentar kerumah ku dan aku buru-buru kembali kerumah sakit
karena aku merasa ada hal yang tidak mengenakan,omo oppa? Mengapa dia lari
keluar secepat itu? Wae? Perasaan ku makin tidak enak maka aku segera berlari
kekamar appa dan nyatanya aku melihat geurim dan eomma yang sudah menangis
"Wae eomma? Wae geurim? Mana appa? Wae hyunseung oppa lari?"
"Noo..noona,appa su..sudah.." "Ya! Sudah apa geurim?"
"Ap..appa sudah meninggal..." "Appa?!" "Hyuna,appa
meninggal" eomma memelukku kencang dan nangis histeris , dan akhirnya air
mataku pun mengalir deras , jinjja? Appa sudah tiada? Lalu dengan segera aku
mengirim sms kepada doojoon oppa,yoseob,gikwang,junhyung dan dongwoon , aku
merasa belum percaya kalau appa sudah tidak ada. Dia sudah seperti appa ku
sendiri,appa semoga kau tenang disana saranghe appa.
Tidak
lama dari aku mengirim sms doojoon oppa,gikwang,yoseob,dongwoon dan junhyung
sudah datang dan juga hyunseung oppa yang sepertinya habis menangis diluar
"Oppa?" "Hyuna.." akupun memeluknya,dia memeluk ku erat
hingga aku tidak tahan untuk menangis lagi. Oppa tabahlah dirimu aku yakin appa
tidak ingin melihatmu menangis "Op..oppa , jangan terus menangis appa
pasti akan sedih. Ki..kita harus kuat seperti kata appa.."
Hyunseung
POV
Seminggu
semenjak kepergian appa , eomma sama sekali tidak bisa berhenti menangis dan
kadang mencari appa . Aku dan geurim berusaha sekuat tenaga untuk menjadi tabah
karena tidak mungkin kami makin membuat eomma menangis dan sedih,geurim tidak
kuliah dulu dan juga tidak bekerja karena aku menyuruhnya untuk menemani eomma
dan kadang-kadang hyuna datang untuk menemani eomma. Aku berusaha untuk bekerja
dan juga kuliah karena appa menginginkan aku dan geurim lulus dan menjadi anak
yang sukses,tapi sekuat aku bertahan aku tetap saja rindu appa. Appa,kau
bahagia disana? Kau sudah tenang? Aku kembali lagi ke taman tempat aku dan appa
selalu ngobrol,aku mendongakkan kepala dan mengingat masa-masa itu lagi, appa
aku merindukanmu. Air mataku mengalir lagi dan aku buru-buru mengelapnya tapi
air mata itu terus mengalir,Haish! Kenapa air mata ini terus mengalir?
"Seungie" "Ah junhyungie,wae?" "Surat pengumuman sudah
keluar,ini punyamu" "Kau lulus?" "Ya begitulah,doojoon
hyung pun juga lulus. Sudahlah buka saja" "Aku merasa takut,aku takut
tidak lulus" "Ya! Kau harusnya optimis" "Yasudah mari kita
buka" dan kata pertama saat aku membuka surat itu, omo?! Ini....
No comments:
Post a Comment